Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Rakyat Gaza Emoh Diperintah Presiden Palestina Mahmoud Abbas

Israel akan mengatur keamanan di wilayah Gaza setelah usai perang dengan Hamas.

9 November 2023 | 21.30 WIB

Warga Palestina yang melarikan diri dari Gaza utara berjalan menuju selatan, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Jalur Gaza tengah, 9 November 2023. REUTERS/Mohammed Salem
Perbesar
Warga Palestina yang melarikan diri dari Gaza utara berjalan menuju selatan, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Jalur Gaza tengah, 9 November 2023. REUTERS/Mohammed Salem

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Israel akan mengatur keamanan di Jalur Gaza untuk jangka waktu yang tidak terbatas setelah perang usai. Komentar Netanyahu pada Senin, 6 November 2023, muncul di tengah perdebatan tentang seperti apa Gaza setelah perang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Israel dan sekutu terbesarnya, Amerika Serikat, bersikeras bahwa Hamas yang saat ini berkuasa di Gaza, tidak boleh dibiarkan terus menguasai wilayah tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas menyerukan gencatan senjata di Jalur Gaza pada hari Minggu. Ini mengindikasikan bahwa pemerintah Palestina akan bersedia kembali ke daerah kantong yang terkepung itu sebagai bagian dari penyelesaian politik di masa depan.

“Kami akan sepenuhnya memikul tanggung jawab kami dalam kerangka solusi politik komprehensif yang mencakup seluruh Tepi Barat (yang diduduki), termasuk Yerusalem Timur dan Jalur Gaza,” kata Abbas.

Namun Abbas tak didukung oleh sejumlah penduduk di Gaza. Muhammad, 25 tahun, salah satunya. 

Muhammad mengatakan pengambilalihan Gaza oleh Otoritas Palestina bukanlah solusi yang akan diterima atau didukung oleh masyarakat. "Saya menolaknya karena saya bisa melihat apa yang terjadi di Tepi Barat yang berada di bawah kendali PA (otoritas Palestina)," katanya dilansir dari Al Jazeera.

Otoritas Palestina tidak mengubah apa pun di lapangan. "Inilah sebabnya mengapa pemerintahannya tidak akan menguntungkan Gaza dengan cara apapun. Saya mendukung pemerintahan persatuan nasional (termasuk Hamas, Fatah dan faksi Palestina lainnya)," katanya.

Kamal, 53 tahun, menyuarakan hal senada. Dia mengatakan Otoritas Palestina tak akan melindungi Gaza dan bahkan berulang kali berpartisipasi dalam pengepungan dan menindas rakyat Gaza. "Semua karena perselisihan mereka dengan Hamas. Kami tidak percaya hal ini bisa adil di Gaza," katanya. 

"Presiden selalu memberikan pidato-pidato yang membicarakan tentang Gaza dan tanggung jawabnya terhadapnya, namun dia tidak melakukan apa yang dia katakan," ujar Kamal.

Pada Kamis, 9 November 2023, perang antara Israel dan Gamas kian sengit. Tentara Israel bergerak menuju pusat kota Gaza. 

Perang antara Israel Hamas terjadi di antara reruntuhan bangunan di utara Jalur Gaza pada Kamis, di dekat dua rumah sakit besar. Ribuan warga Palestina melarikan diri dari wilayah utara ke selatan melalui jalur garis depan yang berbahaya setelah Israel meminta mereka untuk mengungsi.

Namun banyak dari mereka yang tinggal di wilayah utara, berjejalan di Rumah Sakit Al Shifa dan Rumah Sakit al-Quds ketika pertempuran darat berkecamuk. Semakin banyak serangan udara Israel yang dilancarkan.

Rakyat Gaza berlindung di tenda-tenda di halaman rumah sakit. Mereka mengatakan tidak punya tempat lain untuk pergi.

Kantor kemanusiaan PBB, OCHA, mengatakan Israel kembali meminta penduduk di utara untuk pindah ke selatan. PBB membuka koridor empat jam selama lima hari berturut-turut. Sekitar 50.000 orang meninggalkan daerah itu pada hari Rabu.

Bentrokan dan penembakan di sekitar jalan utama terus berlanjut, kata OCHA, sehingga membahayakan pengungsi. Mayat-mayat tergeletak di pinggir jalan. Sebagian besar pengungsi berjalan kaki karena militer Israel memerintahkan mereka untuk meninggalkan kendaraan.

AL JAZEERA | REUTERS 

Pilihan Editor: Inggris Larang Gas Tertawa , Apa Itu?

Dewi Rina Cahyani

Dewi Rina Cahyani

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus