Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kerusuhan terjadi di Barcelona, Spanyol, pada Ahad malam setelah enam hari demonstrasi memprotes seorang rapper yang dipenjara karena menghina monarki dan menyebarkan terorisme.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Hukuman sembilan bulan Pablo Hasel, yang dikenal karena rap anti-kemapanannya, telah memicu perdebatan tentang kebebasan berekspresi di Spanyol dan memicu protes yang berubah menjadi kekerasan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dikenal karena pandangan sayap kirinya, Hasel dijatuhi hukuman sembilan bulan atas kicauan Twitter yang mengagungkan terorisme dan video yang menghasut kekerasan.
Dia juga didenda sekitar 30.000 euro (Rp 514 juta) karena penghinaan, pencemaran nama baik dan fitnah atas cuitan yang menyamakan mantan raja Juan Carlos I dengan bos mafia karena hubungannya dengan bangsawan Arab Saudi, dan menuduh polisi menyiksa dan membunuh demonstran serta imigran.
"Anda telah mengajari kami bahwa damai tidak ada gunanya," bunyi spanduk yang dibawa oleh pengunjuk rasa, dilaporkan Reuters, 22 Februari 2021.
Rapper Spanyol Pablo Hasel bereaksi ketika dia ditahan oleh polisi anti huru hara di dalam Universitas Lleida, setelah dia dijatuhi hukuman penjara atas tuduhan ujaran kebencian pada bangsawan Spanyol dan mengagungkan terorisme, di Lleida, Spanyol 16 Februari 2021. Hasel telah dijatuhi hukuman penjara pada 2018 lalu, namun, dirinya dan pengikutnya menentang hukuman penjara tersebut. REUTERS/Lorena Sopena
Lima orang ditangkap karena merampok toko dan seorang petugas polisi terluka, menurut unggahan Twitter oleh Mossos d'Esquadra, kepolisian wilayah Catalan.
Sekitar 1.000 demonstran berkumpul di kota itu, kata polisi setempat.
Para pengunjuk rasa telah menjarah toko-toko pada hari Sabtu di jalan perbelanjaan paling bergengsi Barcelona, Passeig de Gracia. Pengunjuk rasa juga memecahkan jendela di aula konser Palau de la Musica.
Sebelumnya pada hari itu, seniman grafiti melukis mural yang menggambarkan Raja Spanyol Felipe VI dan ayahnya, mantan raja Juan Carlos I, bersama diktator Francisco Franco, yang memerintah Spanyol dari 1939-1975, sebagai solidaritas untuk Hasel, Daily Mail melaporkan.
Selama lima malam demonstrasi, toko-toko yang hancur dan kontainer yang dibakar telah menyebabkan kerusakan senilai 900.000 euro (Rp 15,4 miliar) di Barcelona, kata dewan kota.
"Terlepas dari kerusakan ekonomi, kami telah mengalami kerusakan citra Barcelona sebagai kota yang ramah dan damai," kata Luis Sans, presiden Association of Friends of Passeig de Gracia, kepada surat kabar El Pais.
Pengunjuk rasa selama protes untuk mendukung penyanyi rap Pablo Hasel setelah dia dijatuhi hukuman penjara atas tuduhan mengagungkan terorisme dan menghina keluarga kerajaan dalam lagu-lagunya, di Barcelona, Spanyol, 21 Februari 2021. [REUTERS / Nacho Doce]
Lebih dari 95 orang telah ditangkap di seluruh Catalonia dan di kota-kota Spanyol lainnya sejak Hasel ditangkap dan dipenjara pada hari Selasa. Seorang perempuan kehilangan mata saat bentrokan di Barcelona, memicu politisi untuk menyelidiki taktik keras polisi.
Aktor pemenang Oscar Javier Bardem termasuk di antara artis, selebriti, dan politisi yang menyerukan perubahan undang-undang yang mencakup kebebasan berekspresi.
Pemerintah Spanyol mengatakan pekan lalu akan membatalkan hukuman penjara karena pelanggaran yang melibatkan kasus kebebasan berbicara.
Kasus Hasel telah menjadi sorotan di kalangan aktivis, yang mengatakan bahwa memenjarakannya adalah respons yang tidak proporsional dan serangan berbahaya terhadap kebebasan berbicara.
Sentimen anti-monarki semakin kuat di Spanyol, terutama di Catalonia semi-otonom, yang merupakan rumah bagi gerakan kemerdekaan.
REUTERS | DAILY MAIL