Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Rusia mengatakan bahwa Ukraina telah membahayakan keamanan nuklir Eropa dengan menyerang pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia dengan pesawat tak berawak atau drone. Serangan drone di pembangkit nuklir yang dikuasai Rusia itu berhasil ditembak jatuh di atas reaktor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ukraina membantah pihaknya berada di balik serangkaian serangan drone terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir selama 48 jam terakhir, termasuk tiga serangan drone pada hari Minggu. Menurut Badan Energi Atom Internasional (IAEA) serangan drone itu membahayakan keselamatan nuklir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pembangkit listrik tersebut, yang dijalankan oleh unit perusahaan nuklir negara Rusia Rosatom, mengatakan angkatan bersenjata Ukraina menyerang pada Senin, 8 April 2024 dengan drone kamikaze. Drone ditembak jatuh di atas pembangkit di atap reaktor No.6.
“Ini berbahaya, berbahaya bagi stasiun, berbahaya bagi wilayah sekitarnya, dan berpotensi membahayakan seluruh umat manusia,” kata Yuri Chernichuk, direktur pembangkit listrik tenaga nuklir yang didirikan di Rusia.
“Tidak ada reaktor nuklir yang dibuat untuk menjadi pusat pertempuran,” katanya.
Rosatom mengatakan Ukraina menyerang pabrik itu tiga kali pada hari Minggu dengan menggunakan drone, pertama melukai tiga orang di dekat kantin, kemudian menyerang area kargo dan kemudian kubah di atas reaktor No.6.
Kremlin mengatakan serangan pesawat tak berawak Ukraina sangat berbahaya dan mempunyai potensi konsekuensi yang sangat serius.
Seorang pejabat intelijen Ukraina mengatakan Kyiv tidak ada hubungannya dengan serangan terhadap stasiun tersebut dan menyatakan bahwa serangan tersebut adalah ulah Rusia sendiri.
Pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia memiliki enam reaktor berpendingin air dan dimoderasi air VVER-1000 V-320 rancangan Soviet yang mengandung Uranium 235.
IAEA mengatakan para ahlinya telah mengkonfirmasi tiga serangan pesawat tak berawak pada hari Minggu. Pihaknya tidak menyalahkan secara pasti atas serangan tersebut namun mengatakan pasukan Rusia terlibat serangan dengan drone yang mendekat pada hari Minggu sebelum terjadi ledakan di dekat gedung reaktor.
“Ini sangat berbahaya bagi keselamatan dan keamanan nuklir yang dihadapi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia. Serangan sembrono seperti itu secara signifikan meningkatkan risiko kecelakaan nuklir besar dan harus segera dihentikan,” kata Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi dalam sebuah pernyataan.
REUTERS
Pilihan editor: Intel Kanada Temukan Campur Tangan Cina dalam Dua Pemilu