Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Saksi: Trump Sempat Rebut Kemudi Limusin untuk Dukung Demo di Capitol

Trump mencoba merebut kemudi limusin kepresidenannya, ketika pasukan keamanan menolak untuk membawanya ke Gedung Capitol

29 Juni 2022 | 12.39 WIB

Donald Trump berpidato di Joint Base Andrews seusai meninggalkan Gedung Putih, Maryland, AS, Rabu, 20 Januari 2021. Gedung Putih menjadi kediaman Trump selama menjabat sebagai Presiden AS. REUTERS/Carlos Barria
Perbesar
Donald Trump berpidato di Joint Base Andrews seusai meninggalkan Gedung Putih, Maryland, AS, Rabu, 20 Januari 2021. Gedung Putih menjadi kediaman Trump selama menjabat sebagai Presiden AS. REUTERS/Carlos Barria

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Donald Trump sempat akan bergabung dengan demonstran menolak hasil Pemilihan Presiden yang memenangkan Joe Biden di Gedung Kongres AS pada 6 Januari 2021. Bahkan ia mencoba merebut kemudi limusin kepresidenannya, ketika pasukan keamanan menolak untuk membawanya ke sana, demikian kesaksian mantan ajudannya dalam sidang di DPR, Selasa, 28 Juni 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Trump yang saat itu masih presiden menepis kekhawatiran bahwa beberapa pendukung berkumpul mendengar pidatonya di luar Gedung Putih dengan membawa senapan gaya AR-15. Ia malah meminta keamanan untuk menghentikan pemeriksaan peserta dengan magnetometer pendeteksi logam sehingga kerumunan akan terlihat lebih besar, kata ajudan tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Singkirkan alat-alat itu, mereka ada di sini tidak untuk menyakiti saya," kata Cassidy Hutchinson, ajudan utama Kepala Staf Gedung Putih saat itu Mark Meadows, mengutip ucapan Trump.

Hutchinson, dalam kesaksiannya pada hari keenam dengar pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai serangan mematikan di Capitol pada 6 Januari oleh para pengikut Trump, mengatakan bahwa percakapan itu disampaikan kepadanya oleh Tony Ornato, seorang pejabat senior Secret Service yang merupakan wakil kepala staf operasi Trump. 

The New York Times dan NBC, mengutip sumber di Secret Service, mengatakan kepala  keamanan Trump, Robert Engel, dan pengemudi limusin siap untuk bersaksi di bawah sumpah bahwa Trump tidak pernah merebut kemudi. Engel berada di ruangan itu ketika Ornato menyampaikan cerita tersebut, kata Hutchinson.

The New York Times dan CNN, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, mengatakan Ornato juga membantah cerita itu dan bersedia bersaksi.

Mengutip percakapannya dengan Ornato, Hutchinson bersaksi bahwa Trump bersitegang dengan agen Dinas Rahasia yang bersikeras meminta dia kembali ke Gedung Putih daripada bergabung dengan pendukung menyerbu Capitol di mana Kongres bertemu untuk mengesahkan kemenangan Joe Biden atas dia dalam pemilihan presiden.

Pendukung Trump dibangkitkan oleh klaim palsunya bahwa kekalahannya dalam pemilihan 2020 adalah hasil kecurangan.

"'Saya presiden yang akan datang. Bawa saya ke Capitol sekarang,'" kata Hutchinson mengutip ucapan Trump yang marah. Dia mengatakan Trump dari kursi belakang mencoba untuk meraih kemudi kendaraan kepresidenan lapis baja dan marah pada seorang pejabat Dinas Rahasia.

Trump, seorang Republikan, membantah tudingan itu.

"Cerita palsunya bahwa saya mencoba meraih kemudi Limusin Gedung Putih untuk mengarahkannya ke Gedung Capitol adalah 'sakit' dan curang," tulis Trump di Truth Social, aplikasi media sosialnya.

Dalam sebuah pernyataan, Secret Service mengatakan akan bekerja sama sepenuhnya dengan komite dan akan terus melakukannya.

"Kami mengetahui informasi baru yang dibagikan pada sidang hari ini dan berencana untuk menanggapi secara formal dan dicatat segera setelah mereka dapat mengakomodasi kami," kata pernyataan Secret Service.

Pengacara Hutchinson, Jody Hunt, menulis di Twitter bahwa dia telah "bersaksi, di bawah sumpah, dan menceritakan apa yang diberitahukan kepadanya. Mereka yang mengetahui episode itu juga harus bersaksi di bawah sumpah."

Lusinan sidang pengadilan, pejabat pemilu, dan peninjau oleh pemerintahan Trump sendiri menolak klaim terjadi kecurangan pilpres, termasuk cerita aneh tentang perusahaan keamanan Italia dan mendiang Presiden Venezuela Hugo Chavez yang merusak surat suara AS.

Empat orang tewas pada hari serangan Gedung Capitol itu, satu ditembak mati oleh polisi dan yang lainnya karena sebab alami. Lebih dari 100 petugas polisi terluka, dan satu meninggal pada hari berikutnya. Empat petugas kemudian meninggal karena bunuh diri.

Reuters

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus