Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Top 3 dunia pada 11 Februari 2024, di urutan pertama berita tentang kejadian seorang turis asal Kanada yang membuka pesawat Thai Airways yang sedang bersiap lepas landas. Penumpang itu kemudian ditahan di kantor polisi setempat karena perbuatannya telah menimbulkan kekacauan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sedangkan di urutan kedua top 3 dunia adalah berita seputar perang Gaza. Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian pada Jumat, 9 Februari 2024, mengklaim Pemerintah Israel sesumbar akan menenggelamkan Washington dalam "rawa peperangan” di Timur Tengah karena Tel Aviv sejauh ini gagal mencapai tujuan operasi militernya di Jalur Gaza.
Amirabdollahian sangat yakin setelah empat bulan perang, Tel Aviv belum mencapai tujuan apa pun. Dukungan lebih lanjut untuk (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu oleh Amerika Serikat tidak akan menghasilkan apa-apa selain kegagalan yang jelas. Rezim Israel membuat Amerika Serikat tenggelam dalam rawa peperangan di Timur Tengah
Berikut top 3 dunia selengkapnya:
1. Pria Ini Ditangkap karena Paksa Buka Pintu Saat Pesawat Siap Terbang
Seorang turis asal Kanada membuka pintu pesawat Thai Airways yang bersiap lepas landas dari bandara Chiang Mai menuju Bangkok. Petugas mengawal penumpang itu turun dari pesawat.
"Seluruh pesawat berada dalam kekacauan,” tulis pengguna Facebook Ananya Tiangtae, yang berada dalam penerbangan tersebut.
Direktur Bandara Chiang Mai Ronnakorn Chalermsaenyakorn mengatakan seorang penumpang membuka pintu darurat pesawat. Tindakannya itu mengaktifkan seluncuran tiup dan pesawat tidak bisa lepas landas. Pesawat kembali ke terminal dan penumpang pun turun. Teknisi lalu melakukan pemeriksaan keselamatan. Gangguan tersebut mempengaruhi lebih dari selusin penerbangan lain di bandara tersebut.
Baca selengkapnya di sini
2. Iran: Serangan ke Gaza Gagal, Israel Tenggelamkan AS ke Rawa Peperangan di Timur Tengah
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian pada Jumat, 9 Februari 2024, menyebut Pemerintah Israel akan menenggelamkan Washington dalam "rawa peperangan” di Timur Tengah karena Tel Aviv sejauh ini gagal mencapai tujuan operasi militernya di Jalur Gaza.
“Setelah empat bulan perang, jelas bahwa Tel Aviv belum mencapai tujuan apa pun. Dukungan lebih lanjut untuk (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu oleh Amerika Serikat tidak akan menghasilkan apa-apa selain kegagalan yang jelas. Rezim Israel membuat AS tenggelam dalam rawa peperangan di Timur Tengah,” kata Amirabdollahian, dikutip kantor berita Tasnim, setibanya Menlu Iran itu di Beirut.
Pada Jumat, Amirabdollahian tengah melakukan kunjungan resmi ke Lebanon untuk membahas situasi di Timur Tengah, terutama mengenai front Palestina-Israel. Dengan dukungan penuh Amerika Serikat dan Sekutu, Israel melancarkan serangan balasan, blokade total terhadap Gaza, dan memulai serangan darat ke Gaza dengan tujuan untuk melenyapkan pejuang Hamas dan menyelamatkan para sandera. Lebih dari 27.500 orang telah terbunuh sejauh ini di Jalur Gaza, kata pemerintah setempat.
Baca selengkapnya di sini
3. Presiden Hongaria Mengundurkan Diri
Presiden Hongaria Katalin Novak pada Sabtu, 11 Februari 2024, mengundurkan diri setelah berada di bawah tekanan karena memberi pengampunan pada seorang laki-laki yang terbukti membantu menutup-nutupi kasus pelecehan seksual di sebuah rumah singgah untuk anak-anak.
Presiden Novak adalah sekutu dekat Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban. Novak mengundurkan diri persis seminggu setelah memberikan pengampunan presiden, di mana berita soal pengampunan ini pertama kali diwartakan oleh media lokal 444.hu.
Pengungkapan kasus ini ke publik telah membuat masyarakat Hongaria marah. Oposisi di Hongaria menuntut Novak dan mantan Menteri Kehakiman Hongaria Judit Varga, mengundurkan diri. Varga sudah mengundurkan diri sebagai anggota parlemen Hongaria pada Sabtu, 10 Februari 2024. Kasus ini telah menimbulkan kemunduran bagi pemerintahan Perdana Menteri Orban, yang berkuasa di Hongaria sejak 2010.
Baca selengkapnya di sini
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini