Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pihak berwenang Venezuela menahan enam orang yang dicurigai menggunakan drone bermuatan bahan peledak untuk membunuh Presiden Venezuela, Nicolas Maduro.
Pemerintah menuduh faksi oposisi bersekongkol dengan penyerang yang bermarkas di Miami, Amerika Serikat, dan Bogota, Kolombia, meskipun otoritas tidak memberikan bukti spesifik.
Baca: Presiden Venezuela Nicolas Maduro Lolos dari Upaya Pembunuhan
Serangan itu terjadi ketika Venezuela dilanda krisis ekonomi dan kemanusiaan yang terus memburuk dan membuat Maduro semakin terkucilkan. Negara-negara asing, termasuk Amerika Serikat, menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap pejabat Venezuela.
Dilaporkan Associated Press, 6 Agustus 2018, para penyerang menerbangkan dua drone masing-masing berisi 1 kilogram bahan peledak C-4 ke arah Maduro, istri dan pejabat tinggi lainnya saat ia berpidato pada Sabtu 4 Juli di acara peringatan ulang tahun ke-81 Garda Nasional. Salah satu drone meledak di atas presiden sementara yang lain meledak di depan podium.
Tentara Venezuela berlarian saat terjadi serangan drone dalam acara yang turut dihadiri oleh Presiden Venezuela Nicolas Maduro di Caracas, Venezuela, Sabtu, 4 Agustus 2018. VENEZUELAN GOVERNMENT TV/Handout via REUTERS TV
Militer berhasil menjatuhkan satu drone dan yang lain jatuh ke gedung apartemen yang berjarak dua blok dari tempat Maduro berpidato di hadapan ratusan tentara.
"Kami memiliki enam teroris dan pembunuh yang ditahan. Dalam beberapa jam ke depan mungkin ada lebih banyak penangkapan," kata Nestor Reverol, Menteri Dalam Negeri Venezuela.
Baca: Pemberontak Venezuela Bertanggung Jawab Serang Nicolas Maduro
Dilansir Reuters, salah satu tersangka memiliki surat perintah penangkapan karena terlibat dalam serangan pada 2017 terhadap pangkalan militer yang menewaskan dua orang. Tersangka kedua pernah ditahan selama gelombang protes anti-Maduro pada tahun 2014 tetapi dibebaskan.
Menteri Dalam Negeri dan Kehakiman Venezuela, Nestor Reverol, memegang gambar pesawat drone selama konferensi pers di Caracas, Venezuela 5 Agustus 2018.[Kementerian Dalam Negeri dan Kehakiman / Selebaran via REUTERS]
Menteri Pertahanan Vladimir Padrino Lopez, mengatakan para penyerang bertujuan untuk membunuh seluruh pimpinan Venezuela bersama dengan Maduro.
Baca: Nicolas Maduro: Kolombia di Balik Rencana Pembunuhan Saya
Para penyelidik terus memeriksa gedung apartemen di dekat lokasi dan menyisir satu hotel di mana mereka mengatakan telah menemukan "bukti film".
"Aksi-aksi teroris ini mewakili tamparan keras kepada Presiden Republik Venezuela, Nicolas Maduro, untuk rekonsiliasi nasional dan dialog," kata Reverol.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini