Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Nagoya mendapat kecaman di Internet dan teguran dari Toyota Motor Corp pada hari Kamis karena menggigit medali emas Olimpiade Tokyo di sebuah perayaan kemenangan atlet softball Jepang Miu Goto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam insiden pada Rabu, Takashi Kawamura melepas maskernya dan meletakkan medali emas Goto di antara giginya. Ironisnya, dia menggigit medali di depan latar belakang konferensi pers yang mempromosikan imbauan untuk mencuci tangan dan menjaga jarak untuk mencegah infeksi Covid-19, menurut laporan Reuters, 6 Agustus 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aksi itu trending di Twitter dengan banyak warganet mengatakan Kawamura telah mengubah medali emas Goto menjadi medali kuman, yang dalam bahasa Jepang diucapkan sama. Ada yang menyerukan agar Goto mendapatkan pengganti medali yang diraihnya di Olimpiade Tokyo 2020.
Menggigit medali, yang hanya mengandung sejumlah kecil emas, adalah hal biasa di kalangan atlet dan bahkan memicu cuitan lucu dari akun resmi Tokyo2020 yang mengatakan bahwa "medali tidak dapat dimakan."
"Sangat disayangkan dia tidak bisa merasakan kekaguman dan rasa hormat terhadap atlet tersebut," kata Toyota yang mengkritik Kawamura pada Kamis. "Dan sangat disesalkan bahwa dia tidak dapat mempertimbangkan pencegahan infeksi."
Toyota, pemilik tim softball Red Terrier tempat Goto bermain, mendominasi perekonomian wilayah di Jepang tengah tempat kota itu berada.
"Saya lupa posisi saya sebagai wali kota Nagoya dan bertindak dengan cara yang sangat tidak pantas. Saya sepenuhnya sadar bahwa saya harus merenungkannya," kata Kawamura dalam permintaan maaf yang disiarkan televisi setelah Toyota merilis pernyataannya.
Pengabaiannya terhadap protokol kesehatan virus corona di negara di mana pemakaian masker adalah hal biasa, muncul di saat kasus Covid-19 melonjak di Jepang ketika varian Delta yang lebih menular menyebar.
Kawamura, yang sebelumnya menuai kontroversi karena mencoba menutup pameran tentang perempuan yang dipaksa bekerja di rumah bordil tentara Jepang selama Perang Dunia Kedua, terpilih kembali pada April untuk masa jabatan keempat wali kota Nagoya.
REUTERS