Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pakar Klimatologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, mengungkap potensi hujan saat musim kemarau di Kalimantan, khususnya di wilayah Penajam Paser Utara yang menjadi pusat Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. "Untuk wilayah Penajam Paser Utara di lokasi IKN, secara sifat musim akan mengalami hujan secara konsisten sepanjang kemarau, dengan kata lain tidak ada kemarau di wilayah tersebut pada tahun ini," kata Erma saat dihubungi Tempo, Senin, 24 Juni 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
IKN direncanakan menjadi lokasi perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia atau HUT RI ke-79. Dengan meningkatnya curah hujan di lokasi ini dinilai berdampak dan berisiko memicu terjadinya bencana hidrometeorologi basah seperti banjir maupun tanah longsor. "Persiapan jalur darat menuju IKN harus diperkuat, bahkan juga perlu dipikirkan jalur alternatif jika terjadi banjir," ucap Erma.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Erma menjelaskan, peningkatan curah hujan di sebagian besar Pulau Kalimantan dan wilayah IKN sudah mulai dirasakan sejak dasarian kedua atau pertengahan Juni. Peningkatan tersebut sejalan pula dengan hadirnya fenomena penjalaran gelombang intra musiman yang berkaitan pada aktivitas musim panas di Asia, atau dikenal dengan istilah Boreal Summer Intraseasonal Oscillation (BSISO).
BSISO dikatakan juga gelombang tropis yang tumbuh di Samudera Hindia dan bergerak ke arah timur atau timur laut, sehingga berpengaruh terhadap kondisi curah hujan di Indonesia. Erma mengibaratkan BSISO seperti Madden Julian Oscillation atau MJO veri kemarau, sebab dampaknya yang sama-sama menciptakan hujan ekstrem.
"Jika MJO dampaknya menciptakan hujan ekstrem selama periode musim hujan, maka BSISO berperan meningkatkan hujan ekstrem secara langsung terutama di Sumatera dan Kalimantan. Ini karena propagasi atau penjalaran BSISO yang bermula dari Samudera HIndia dan Teluk Benggala menuju arah Timur Laut (Laut Cina Selatan) melintasi Pulau Sumatera dan Kalimantan," ucap Erma.
Merujuk pada hasil pemantauan terhadap kondisi iklim Indonesia khususnya di IKN, Erma menilai perlu adanya persiapan untuk menghadapi skenario terburuk iklim jika memang ingin diadakan perayaan HUT RI ke-76 di daerah tersebut. Persiapan ini termasuk pada bagian pemetaan daerah dan jalur evakuasi bencana jika terjadi banjir. "Pasokan air bersih, listrik dan cadangan makanan juga diperlukan," ucap Erma.