Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak delapan jet tempur F-16 Sufa milik Israel rusak karena kebanjiran. Seluruh pesawat itu adalah yang terparkir di hanggar bawah tanah di Pangkalan Udara Hatzor, Israel sebelah selatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Banjir terjadi ketika hujan lebat mengguyur, Kamis 9 Januari 2020. Sempat menahan pemberitaannya dengan alasan keamanan nasional, Angkatan Udara Israel (IAF) akhirnya mengungkap kelalaian yang telah terjadi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ini adalah sebuah kesalahan bahwa kami tak segera mengevakuasi dan mengosongkan hanggar bawah tanah itu saat hujan sangat lebat itu," kata seorang perwira senior IAF, Senin 13 Januari 2020.
Saat itu banjir tercipta di sejumlah kota di negeri zionis itu. Di dalam hanggar Hatzor sendiri, banjir mencapai 1,5 meter. Landas pacu pun terendam bak rawa-rawa. Pemandangannya mungkin mirip dengan yang terjadi di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma pada awal bulan ini--juga karena hujan yang ekstrem.
"Hingga Pukul 5 pagi hanggar itu masih kering. Tapi dari jam 5 sampai 5.30, sebanyak 50 ribu meter kubik (13 juta galom) air menerjang masuk," kata si perwira.
Dia mengaku kemampuan tempur udara Israel tak lalu terganggu. Namun, diakuinya pula bahwa dari delapan jet tempur F-16 yang terendam banjir itu, tiga di antaranya harus menjalani perawatan serius.
"Ini adalah kesalahan dan kami akan menginvestigasi untuk memastikan insiden seperti ini tidak akan terulang."
Sepasang badai musim dingin memang menerjang Israel pada pekan lalu yang menyemai banjir di banyak wilayah di negeri itu. Sedikitnya enam orang tewas termasuk satu pasangan muda yang mati tenggelam dalam elevator yang korslet di Tel Aviv. Lainnya menjadi korban setelah mobil mereka tersapu badai.
Pangkalan Udara Hatzor sebenarnya bukan sekali ini terendam banjir. Insiden serupa pernah terjadi pada 2013 dan 2015. "Tapi hujan kali ini memang sangat lebat dan tidak pernah terjadi sebelumnya," kata perwira militer Israel itu.
JPOST