Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka menjadi perbincangan publik akibat keliru dalam mengucapkan asam sulfat dan asam folat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kekeliruan Gibran bermula saat diskusi bersama empat orang warga di acara Diskusi Ekonomi Kreatif, Minggu 3 Desember 2023 di Senopati, Jakarta. "Ketika hamil harus dicek asam sulfatnya ya, yodiumnya terpenuhi apa enggak," kata Gibran dari video yang viral di X.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gibran lantas membuat publik mempertanyakannya, apakah yang dimaksud Gibran asam folat atau asam sulfat. Kendati demikian, akhirnya Gibran meminta maaf dan mengakui bahwa dia keliru. Seharusnya ibu hamil rajin mengonsumsi makanan yang mengandung asam folat, bukan asam sulfat.
Seusai meminta maaf, kekeliruan di publik mulai mereda, sekaligus berguna pula untuk edukasi kepada masyarakat Indonesia tentang bedanya asam sulfat dan asam folat. Sebab jika salah bisa bahaya, apalagi sampai mengonsumsi asam sulfat.
Saking berbahaya asam sulfat, tak sembarangan orang boleh mempergunakannya. Bahkan ada beberapa pekerja berisiko tinggi yang berdekatan langsung dengan asam sulfat, di antaranya adalah pekerja tambang.
Pekerja luar ruangan seperti penambang berisiko lebih tinggi terkena asam sulfat, terutama yang bergerak di bidang batu bara, minyak atau gas yang dibakar.
Selain itu, tukang pipa hingga kontraktor juga sangat dekat dengan asam sulfat. Apalagi bagi mereka yang bekerja di bagian pembersih toilet.
Di ranah selain pekerja tambang, asam sulfat juga dekat dengan para pekerja di penerbitan, percetakan atau toko fotografi. Walakin, risikonya tidak sebesar pekerja di tambang.
Institut Nasional untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja (NIOSH) Amerika Serikat menyebut bahwa asam sulfat memiliki reaksi kimia H2SO4. Reaksi ini merupakan zat korosif yang bisa merusak kulit, mata, gigi dan paru.
Asam sulfat digunakan di banyak industri untuk memproduksi bahan kimia, seperti bahan peledak dan lem. Selain itu, asam sulfat juga berguna untuk memurnikan minyak bumi dan menyepuh logam. Serta, asam sulfat juga terdapat pada aki mobil berbahan dasar timbal.
Berdasarkan data yang dihimpun Tempo dari laman resmi NIOSH, bisa digambarkan secara garis besar bahwa para pekerja tambang berisiko lebih besar terkena asam sulfat dibanding pekerjaan lainnya.
Namun tidak perlu khawatir, selama pekerjaan dilakukan sesuai prosedur dan tidak lalai, maka asam sulfat yang berpotensi merusak jaringan kulit bisa dihindari.
NIOSH bahkan merekomendasikan agar pemberi kerja menggunakan hierarki kontrol untuk mencegah kecelakaan bagi para pekerja. Salah satu hal yang terus ditekankan di dunia tambang adalah membaca label bahan kimia dan lembar data keselamatan. Supaya mendapatkan informasi terkait kandungan cairan yang berada di dekat mereka.
Pilihan Editor: Gunung Marapi Bukan Gunung Merapi, Berikut Perbedaannya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.