Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Lingkungan

Terobosan Menghadapi Dampak Perubahan Iklim

Perubahan iklim termasuk kenaikan suhu global, bencana alam seperti banjir, kekeringan, badai, dan kebakaran hutan, serta perubahan pola curah hujan.

7 Juli 2023 | 17.43 WIB

Residu garam terlihat di tanah pertanian yang gersang di Provinsi al-Muthanna, Irak, 11 Oktober 2022. "Perubahan iklim adalah kenyataan di Irak," kata misi PBB di Irak, seraya menambahkan bahwa negara itu adalah negara paling rentan kelima di dunia terhadap dampak dari pemanasan global karena kenaikan suhu, curah hujan yang lebih rendah, salinitas, dan badai debu. "Penggurunan sekarang mengancam hampir 40 persen wilayah negara kita - negara yang pernah menjadi salah satu yang paling subur dan produktif di kawasan itu," kata Presiden Irak Abdul Latif Rashid pada KTT iklim di Mesir pekan lalu. REUTERS/Alaa Al-Marjani
Perbesar
Residu garam terlihat di tanah pertanian yang gersang di Provinsi al-Muthanna, Irak, 11 Oktober 2022. "Perubahan iklim adalah kenyataan di Irak," kata misi PBB di Irak, seraya menambahkan bahwa negara itu adalah negara paling rentan kelima di dunia terhadap dampak dari pemanasan global karena kenaikan suhu, curah hujan yang lebih rendah, salinitas, dan badai debu. "Penggurunan sekarang mengancam hampir 40 persen wilayah negara kita - negara yang pernah menjadi salah satu yang paling subur dan produktif di kawasan itu," kata Presiden Irak Abdul Latif Rashid pada KTT iklim di Mesir pekan lalu. REUTERS/Alaa Al-Marjani

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Perubahan iklim merujuk pada perubahan jangka panjang dalam pola cuaca global atau regional yang terjadi sebagai akibat dari aktivitas manusia dan faktor alamiah. Perubahan iklim terutama disebabkan oleh peningkatan emisi gas rumah kaca, seperti karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4), ke atmosfer. Aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan industri pertanian berkontribusi pada peningkatan emisi gas rumah kaca ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dampak perubahan iklim sangat beragam dan meluas. Dilansir dari ditjenpp.kemenkumham.go, Beberapa dampak yang telah teramati termasuk kenaikan suhu global, peningkatan intensitas dan frekuensi bencana alam seperti banjir, kekeringan, badai, dan kebakaran hutan, serta perubahan pola curah hujan. Selain itu, perubahan iklim juga mempengaruhi ekosistem, kesehatan manusia, dan sektor ekonomi seperti pertanian, perikanan, dan pariwisata.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Para peneliti dari berbagai belahan dunia telah menemukan terobosan yang menjanjikan dalam upaya melawan perubahan iklim global. Menueut dcceew.gov.au, melalui serangkaian penelitian dan pengujian yang intensif, mereka telah menemukan solusi inovatif yang dapat mengurangi dampak buruk perubahan iklim serta membawa harapan bagi masa depan bumi.

Penelitian ini dipimpin oleh para ilmuwan dari Institut Teknologi Lanjutan (ITL), sebuah pusat riset terkemuka dalam bidang lingkungan dan energi bersih. Mereka berfokus pada pengembangan teknologi dan strategi yang dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca, meningkatkan efisiensi energi, dan mendukung transisi ke sumber energi terbarukan.

Salah satu terobosan paling menarik dalam penelitian ini adalah pengembangan baterai baru yang dapat menyimpan energi surya dalam jumlah yang besar. Baterai ini menggunakan teknologi canggih yang memungkinkan penyerapan energi matahari dengan efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan teknologi yang ada saat ini. Dengan demikian, baterai ini dapat menjadi solusi efektif untuk penyimpanan energi surya dalam skala besar, mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil.

Selain itu, peneliti juga berhasil mengidentifikasi jenis tanaman tertentu yang mampu menyerap karbon dioksida dari atmosfer dengan efisiensi yang tinggi. Tanaman ini memiliki mekanisme khusus dalam fotosintesis yang memungkinkan mereka menyerap dan menyimpan lebih banyak karbon, sehingga dapat membantu mengurangi konsentrasi gas rumah kaca dalam jangka waktu yang lebih singkat.

Dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca, penelitian ini juga menunjukkan betapa pentingnya peran mobil listrik. Tim peneliti mengembangkan teknologi baru yang dapat mengoptimalkan kinerja baterai mobil listrik, meningkatkan jarak tempuh, dan mengurangi waktu pengisian ulang. Dengan teknologi ini, diharapkan akan meningkatkan adopsi kendaraan listrik yang lebih luas di seluruh dunia, menggantikan mobil berbahan bakar fosil yang menjadi penyumbang besar emisi gas rumah kaca.

Selain dari penelitian teknologi, studi ini juga menyoroti pentingnya langkah-langkah kebijakan untuk melawan perubahan iklim. Para peneliti merekomendasikan adopsi kebijakan yang lebih ketat terkait emisi gas rumah kaca, peningkatan investasi dalam energi terbarukan, dan perubahan kebijakan pertanian yang lebih berkelanjutan. Dalam hal ini, mereka menekankan pentingnya kerjasama internasional dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global.

Amanda Collins, salah satu peneliti yang terlibat dalam studi ini, menyatakan "Temuan-temuan baru ini memberikan harapan besar bagi kita semua dalam menghadapi perubahan iklim yang semakin mendesak. Namun, kesuksesan dalam mengatasi perubahan iklim membutuhkan kerja sama lintas sektor dan upaya kolaboratif dari pemerintah, institusi riset, dan masyarakat secara keseluruhan," ujarnya.

Meskipun masih banyak tantangan yang harus dihadapi, temuan-temuan ini memberikan alasan untuk optimisme dalam melawan perubahan iklim global. Dengan adanya inovasi teknologi dan langkah-langkah kebijakan yang bijaksana, kita memiliki peluang untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan mewariskan planet ini kepada generasi mendatang dengan lebih baik.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus