Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Asian Games 2018: Tujuh Perusahaan Teken Sponsorship Rp 760 M

Tujuh perusahaan swasta menandatangani kesepakatan sponsorship Asian Games 2018 dengan nilai mencapai US$ 57 juta atau sekitar Rp 760 miliar

6 Desember 2017 | 14.11 WIB

Logo Asian Games 2018
Perbesar
Logo Asian Games 2018

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tujuh perusahaan swasta menandatangani kesepakatan sponsorship Asian Games 2018. Total nilai sponsorship tersebut mencapai US$ 57 juta atau sekitar Rp 760 miliar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penandatanganan tersebut dilakukan perwakilan perusahaan swasta dengan Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (INASGOC) pada Rabu, 6 Desember 2017, di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta. Kesepakatan disaksikan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga sekaligus menjadi Ketua Dewan Pengarah INASGOC.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Kami berterima kasih pada saudara sekalian yang hari ini menandatangani komitmen bersama dengan INASGOC," kata Kalla dalam sambutan seusai penandatanganan. Dia menyebut, nilai sponsorship yang disepakati pada hari ini mencapai US$ 57 juta, atau hampir Rp 760 miliar, yang bervariasi dari US$ 500 ribu sampai US$ 10 juta.

Tujuh perusahaan swasta tersebut adalah Grab (prestige sponsor), Astra, Samsung, Sinar Mas, Danone Aqua, Pocari plus Soy Joy (sponsor), Alfamart (support sponsor). Penandatanganan sponsorship kali ini adalah babak kedua yang dilakukan oleh INASGOC dengan perusahaan-perusahaan dalam negeri. Sebelumnya, pada Oktober lalu, INASGOC menandatangani sponsorship dengan sejumlah BUMN.

"Babak pertama dengan BUMN totalnya Rp 500 milyar. Sekarang swasta lebih besar dari BUMN. Itu baru benar, karena kalau BUMN kantung kiri-kantung kanan," kata Kalla.

Menurut Kalla, pelaksanaan Asian Games 2018 membutuhkan partisipasi nasional semua pihak, termasuk dari perusahaan-perusahaan dalam negeri. Menurut Kalla, pelaksanaan Asian Games 2018 bagi Indonesia dinilai penting karena dua alasan. Pertama, Indonesia baru sekali menggelar Asian Games yakni pada 1962, sementara Cina dan Thailand telah tiga kali menggelar Asian Games.

Kedua, Kalla menilai olahraga sudah menjadi bagian keseharian masyarakat. Karena itu media, khususnya televisi menjadi bagian yang penting untuk penyiaran maupun. "Karena itulah dibutuhkan biaya yang besar untuk penyelenggaraan Asian Games," kata Kalla.

Amirullah

Redaktur desk nasional. Menjadi bagian Tempo sejak 2008. Pernah meliput isu-isu perkotaan, ekonomi, hingga politik. Pada 2016-2017 ditugaskan menjadi wartawan Istana Negara

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus