Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pelita Jaya (PJ) EMP Jakarta berhasil menjuarai turnamen bola basket pra-musim Perbasi Cup 2017. Di pargai final, di Britama Arena, Jakarta, Jumat, mereka mengalahkan Satria Muda Pertamina dengan skor 82-77.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pertarungan berlangsung ketat sejak awal. Pelatih Pelita Jaya Johannis Winar menurunkan Adhi Pratama untuk menjaga terhadap pemain andalan SM Pertamina Dior Lowhorn.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Strategi tersebut berhasil, terbukti Lowhorn hanya mencetak empat poin di kuarter pertama yang berakhir dengan skor 21-20 untuk keunggulan Pelita Jaya.
Di kuarter kedua, Pelita Jaya langsung menggebrak dengan membuat enam poin hasil tembakan dua angka beruntun melalui Chester Giles, Xaverius Prawiro dan Wayne Bradford.
Lowhorn kemudian memperkecil kedudukan menjadi 27-22. Di kuarter kedua ini, Lowhorn memang relatif lebih bebas dan bisa membuat 10 angka.
Namun, Pelita Jaya tetap memimpin di akhir kuarter dengan skor 44-33.
Usai jeda, SM terus berusaha mengejar ketertinggalan. Mereka akhirnya bisa melakukkannya setelah tembakan dua angka small forward Arki Dikania Wisnu masuk dan menjadikan kedudukan 49-48. Ini keunggulan pertama SM atas PJ selepas kuarter kedua.
Akan tetapi, keunggulan itu tidak lama karena Daniel Wenas berhasil memasukkan tembakan tiga angka dan membuat kedudukan menjadi 52-51 kembali untuk keunggulan PJ.
PJ pun bisa mempertahankan keunggulan 60-57 hingga kuarter ketiga berakhir.
Kuarter pamungkas berjalan semakin panas. Bahkan sempat terjadi keributan kecil setelah Arki Dikania Wisnu mendorong guard PJ Respati Ragil, yang hampir memasukkan bola, hingga tersungkur keluar lapangan.
Arki pun dinyatakan melakukan "technical foul" dan karena sudah melakukannya dua kali, forward kelahiran New York, Amerika Serikat, ini harus keluar dari pertandingan.
Setelah itu, PJ semakin bebas membombardir SM bahkan sampai unggul jauh 70-60. Dior Lowhorn sempat memperpendek jarak skor menjadi 80-77, dua tembakan bebas terakhir guard impor PJ Wayne Bradford menuntaskan perlawanan SM. Pertandingan pun berakhir dengan skor 82-77.
Ini merupakan gelar Perbasi Cup pertama Pelita Jaya EMP Jakarta dan gelar kedua beruntun setelah sebelumnya menjuarai Liga Bola Basket Indonesia (IBL) 2017 juga setelah mengalahkan SM Pertamina.
Di kubu SM, Dior Lowhorn menjadi pencetak angka terbanyak di laga tersebut dengan 29 poin, enam rebound dan dua assist.
Di PJ, pencatat angka tertinggi adalah Wayne Bradford dengan 28 poin, enam rebound dan empat assist.
Pelatih Pelita Jaya Johannis Winar menyanjung tinggi semangat para pemainnya. "Para pemain menolak menyerah meski lelah setelah bertanding di lima pertandingan beruntun. Mereka tampil dengan kemauan keras, luar biasa," ujar dia.
Ahang, sapaan akrab Johannis, mengangkat topi untuk pemainnya yang bisa membatasi gerak big man impor andalan SM Dior Lowhorn. Meski bisa menorehkan 29 poin, enam rebound dan satu assist, Dior terlanjur "terkunci" terutama saat di kuarter-kuarter awal. "Di musim ini, menghentikan Lowhorn menjadi pekerjaan utama ketika berhadapan dengan SM," tutur dia.
Meski berhasil juara, pria yang juga menjabat sebagai asisten pelatih tim nasional bola basket putra Indonesia ini melihat masih ada beberapa kekurangan di timnya. Dia menganggap pemainnya terkadang masih emosional menanggapi laga yang ketat. "Kami juga mesti memperbaik cara kami membawa bola," kata Ahang.
Pelatih SM Pertamina Youbel Sondakh menyebut laga kontra Pelita Jaya adalah pertandingan yang bagus."Setiap final pasti berlangsung ketat. Namun ini pertandingan yang bagus. Kekalahan ini akan kami balas di liga nanti," tutur dia.