Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Sport Ducati Corse Paolo Ciabatti mengklaim tidak ingin melakukan team order untuk menentukan gelar juara dunia MotoGP 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Isu soal team order ini ramai setelah kemenangan pembalap Gresini Racing Fabio Di Giannantonio di MotoGP Qatar akhir pekan lalu. Pembalap yang akrab disapa Diggia ini mendapatkan pesan "Mapping 8' di pit box lima putaran sebelum balapan berakhir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pesan itu pernah digunakan Ducati di masa lalu ketika tim pabrikan asal Italia itu memberi tahu Jorge Lorenzo untuk tidak menyerang Andrea Dovizioso pada musim 2017.
Di MotoGP Qatar, Mapping 8 justru berlaku sebaliknya. Diggia yang ketika itu di posisi dua melewati Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo Team) yang memimpin balapan.
"Sebenarnya saya tidak tahu apa maksudnya (soal pesan Mapping 8 di pit box Gresini Racing)," kata Ciabatti saat wawancara dengan MotoGP.com usai GP Qatar.
"Kami selalu mengatakan bahwa kami tidak ingin seorang pembalap yang memiliki peluang menang (lebih cepat) kemudian mengalah. Fabio (Diggia) lebih cepat dari pembalap lain ketika itu," ujar dia.
Perlu diketahui, saat ini Bagnaia sedang bertarung memperebutkan gelar juara dunia MotoGP 2023 melawan Jorge Martin (Prima Pramac Racing). Keduanya sama-sama menggunakan motor Ducati Desmosedici GP23.
Bagnaia memimpin klasemen sementara dengan total 437 poin. Sedangkan Martin di posisi kedua dengan 416 poin. Selisih 21 poin membuat perebutan gelar juara dunia ditentukan di seri terakhir di GP Valencia akhir pekan ini. Ducati juga memiliki total delapan sepeda motor di grid, termasuk Diggia yang menggunakan GP22.
Ciabatti juga menyayangkan Martin tidak tampil sebagaimana mestinya di balapan utama setelah menang di Sprint Race sehari sebelumnya.
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Maribergabung di membership.tempo.co/komunitas pilih grup GoOto