Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Olahraga

Emmanuel Macron Turun Tangan Membujuk, Pemain Timnas Prancis Akhirnya Temui Suporter

Presiden Emmanuel Macron terpaksa turun tangan meminta para pemain timnas Prancis untuk untuk menemui suporter.

21 Desember 2022 | 05.49 WIB

Ekspresi pemain timnas Prancis, Kylian Mbappe saat menyapa fans bersama rekan-rekannya dari balkon Hotel Crillon, di Paris, Prancis, 19 Desember 2022. Setibanya di Prancis, Skuad De Blues menyapar ribuan suporter yang telah menunggu kepulangan mereka. REUTERS/Denis Balibouse
Perbesar
Ekspresi pemain timnas Prancis, Kylian Mbappe saat menyapa fans bersama rekan-rekannya dari balkon Hotel Crillon, di Paris, Prancis, 19 Desember 2022. Setibanya di Prancis, Skuad De Blues menyapar ribuan suporter yang telah menunggu kepulangan mereka. REUTERS/Denis Balibouse

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Emmanuel Macron terpaksa turun tangan meminta para pemain timnas Prancis untuk membuka diri mereka diselamati para pendukung walaupun kalah dalam final Piala Dunia 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Dan situasi itu akhirnya mengantarkan kepada seremoni resmi singkat penyambutan mereka, kata Ketua Federasi Sepak Bola Prancis Noel Le Graet kepada AFP.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Le Graet, para pemain Prancis tadinya ingin langsung pulang ke rumah masing-masing setelah kalah adu penalti melawan Argentina pada malam sebelumnya.

"Dalam kondisi kecewa yang mendalam, kesedihan dan emosi sekuat itu, saya bisa memahami pilihan ini (langsung pulang ke rumah) dan saya menghormatinya," kata Le Graet.

"Situasi berubah sekitar pukul 10 pagi (Senin) setelah berbincang dengan Presiden yang menginginkan momen komuni. Tentu saja saya menerimanya bersama tim," sambung Le Graet seperti dikutip AFP.

Setelah seharian bingung karena pernyataan yang berlainan, para pemain Prancis akhirnya muncul beberapa menit Senin pagi di balkon hotel bintang lima Crillon di tempat bersejarah, Place de la Concorde.

Sekitar 50.000 orang memenuhi alun-alun guna melambai, bersorak dan menyanyikan lagu kebangsaan yang kebanyakan sudah berada di sana selama sekitar empat jam dalam gelap dan dingin.

Meskipun suasananya umum meriah, beberapa penonton mengeluh karena para pemain hampir tidak terlihat saat mereka melambaikan tangan dari balkon di belakang kawalan polisi.

Sejumlah pemain Prancis mengaku senang melihat penonton.

"Terus terang, sungguh luar biasa, membesarkan hati, senang sekali menyaksikannya bahwa kami dapat membuat begitu banyak warga Prancis bangga dan bahagia," kata striker Marcus Thuram kepada TF1 TV.

Baca Juga: Kingsley Coman Jadi Korban Pelecehan Rasis, Bayern Munchen Membela

Reaksi di Prancis sangat mendukung tim nasional mereka yang nyaris mempertahankan Piala Dunia meskipun tanpa sejumlah pemain bintang yang cedera. Namun, di media sosial sejumlah pemain juga mengalami pelecehan rasis.

Penampilan Macron dalam final di Stadion Lusail di luar kota Doha pada Minggu itu juga mengundang pujian dan kritik hampir sama banyaknya dengan komentar kepada tim.

Macron, penggemar berat sepak bola berusia 44 tahun, terlihat bergegas bangkit dari tempat duduknya selama pertandingan sebelum turun menghibur para pemain yang kecewa berat pada akhir laga ketika mereka tumbang karena adu penalti.

Presiden dari haluan politik tengah ini kemudian menyampaikan kalimat yang menyemangati mereka di ruang ganti pemain usai pertandingan itu. Ini memicu kritik dari lawan-lawan politiknya yang menilai dia terlalu dalam mengganggu tim.

Baca Juga: Lionel Messi Tidur Sambil Memeluk Trofi Piala Dunia 2022

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus