Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Olahraga

Ganda Campuran Gagal ke Semifinal, Ini Evaluasi Richard Mainaky

Pelatih ganda campuran pelatnas, Richard Mainaky, memberikan evaluasinya setelah anak asuhnya tak ada yang lolos ke semifinal Singapura Open.

15 April 2017 | 12.59 WIB

Ganda Campuran Indonesia, Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir. TEMPO/Seto Wardhana
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ganda Campuran Indonesia, Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir. TEMPO/Seto Wardhana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ganda campuran gagal mengirimkan wakil ke babak semifinal Singapura Open Super Series 2017. Empat pasangan Pelatnas PBSI Cipayung semuanya terhenti sebelum empat besar.

Praveen Jordan/Debby Susanto kalah di perempat final dari Dechapol Puavaranukron/Sapsiree Taerattanachai, Thailand. Tiga ganda campuran lainnya sudah terdepak sejak babak awal, yakni Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika dan Ronald Alexander/Melati Daeva Oktavianti.

Pelatih ganda campuran pelatnas, Richard Mainaky, menyayangkan kekalahan Praveen Jordan/Debby Susanto di perempat final. "Kami sudah persiapkan strateginya," kata dia. "Setengah jam pertama, mereka main sudah unggul. Namun, khususnya Jordan, masih kurang konsisten di lapangan, dia kurang sabar jadi suka membuat kesalahan. Akhirnya malah suka bingung, karena faktor errornya terlalu banyak."

Dalam pertandingan itu, Praveen/Debbu kalah 17-21, 13-21 dalam waktu 36 menit. Rekor pertemuan dua pasangan ini sebelumnya imbang 2-2. Tapi terakhir di Swiss Open 2017, bulan lalu, Jordan/Debby juga kalah dari pasangan Thailand tersebut, 18-21 dan 15-21.

"Saya rasa kendalanya bukan masalah teknis," kata Richard. "Tapi karena persiapan saat latihannya yang kurang konsisten. Ini yang menjadi PR buat saya untuk memberikan program yang pas buat Jordan/Debby. Saya rasa sudah saatnya mereka bisa benar-benar menggantikan Tontowi/Liliyana.”

Untuk Tontowi/Liliyana, ia menilai, masih butuh recovery yang cukup lama setelah Olimpiade. "Agar kesegarannya bisa kembali di lapangan. Itu sebabnya saya merasa sudah saatnya Jordan/Debby untuk mengambil tongkat estafet dari Tontowi/Liliyana,” lanjut Richard.

Soal tampilan dua pasangan muda, tak lepas dari keputusan jajaran pelatih di tahun lalu. "Ini merupakan resiko buat saya. Karena kemarin satu tahun setengah saya benar-benar konsentrasi buat persiapan Olimpiade," kata Richard. "Sehingga untuk pemain muda hanya menjalankan program rutin. Bisa dibilang mereka dinomorduakan sementara. Dampaknya harus saya terima dan ke depannya harus bekerja keras lagi.”

Di semifinal hari ini, Indonesia mengirimkan tiga wakilnya yakni pemain tunggal putra Anthony Ginting serta pasangan ganda putra Kevin Marcus Fernaldi Gideon/Sanjaya Sukamuljo dan Berry Angriawan/Hardianto.

BADMINTON INDONESA | NS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nurdin Saleh

Nurdin Saleh

Bergabung dengan Tempo sejak 2000. Kini bertugas di Desk Jeda, menulis soal isu-isu olahraga dan gaya hidup. Pernah menjadi juri untuk penghargaan pemain sepak bola terbaik dunia Ballon d'Or.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus