Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Olahraga

Harapan Nitya Maheswari Buat Penerus Greysia Polii di Pelatnas Bulu Tangkis

Nitya Krishinda Maheswari menyampaikan harapannya buat pemain ganda putri penerus Greysia Polii.

13 Agustus 2021 | 09.46 WIB

Pemain bulutangkis anda putri Indonesia, Nitya Krishinda Maheswari dan Greysia Polii saat berhadapan dengan ganda Inggris, Heather Olver dan Lauren Smith, pada Olimpiade 2106 di Rio de Janeiro, Brasil, 13 Agustus 2016. REUTERS/Marcelo del Pozo
Perbesar
Pemain bulutangkis anda putri Indonesia, Nitya Krishinda Maheswari dan Greysia Polii saat berhadapan dengan ganda Inggris, Heather Olver dan Lauren Smith, pada Olimpiade 2106 di Rio de Janeiro, Brasil, 13 Agustus 2016. REUTERS/Marcelo del Pozo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Nitya Krishinda Maheswari pernah menjadi pasangan ganda putri terbaik Indonesia bersama Greysia Polii. Mereka sempat menduduki peringkat dua dunia dan merebut medali emas Asian Games 2014.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Nitya Krishinda Maheswari, yang kini tidak aktif lagi sebagai atlet di Pelatnas Cipayung, ikut merasa bangga melihat keberhasilan Greysia dan Apriyani merebut medali emas Olimpiade Tokyo 2020.

Ia berharap atlet ganda putri menjadikan momentum pencapaian Greysia/Apriyani untuk meraih prestasi yang lebih baik lagi.

"Selama-lama ini tidak bisa dipungkiri kita di sektor putri selalu dianggap sebelah mata. Setiap multievent kita jarang ditargetkan medali," kata Nitya saat dihubungi Tempo, Rabu, 12 Agustus 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Nitya, pemain bulu tangkis muda yang berada di perkumpulan bulutangkis (PB) harus lebih termotivasi lagi untuk menunjukkan bahwa sektor putri juga bisa berprestasi lebih tinggi.

"Bibit muda di sektor putri itu banyak. Cuma yang bikin atlet kita terlena, masuk pelatnas suka kendor," ucap peraih medali perunggu Kejuaraan Dunia 2015 ini.

Ia pun berharap atlet tidak merasa puas ketika sudah menembus Pelatnas. Menurut dia, atlet daerah yang masuk ke klub besar hanya batu loncatan, begitupun ketika dari klub ditarik masuk ke Pelatnas dan bisa bertanding di turnamen internasional.

"Nggak hanya sampai situ, Pelatnas itu jadi start awal kita bisa kasih prestasi setinggi-tingginya," kata Nitya.

Sebelumnya, Pelatih ganda putri Eng Hian mengutarakan, Pelatnas PBSI saat ini memiliki satu masalah serius. Menurut dia, dari sekian banyak peserta Pelatnas, yang memiliki semangat juang tinggi serta mentalitas sebagai seorang juara masih sangat sedikit.

"Ini memang masih jadi masalah. Dari sekian banyak (peserta) yang ada di pelatnas itu, yang punya kriteria ini tidak banyak," ujar dia.

"Kalau secara teknis tidak usah khawatir, tugas saya sebagai pelatih kan untuk mengajarkan," kata Eng Hian menambahkan.

Irsyan Hasyim

Menulis isu olahraga, lingkungan, perkotaan, dan hukum. Kini pengurus di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, organisasi jurnalis Indonesia yang fokus memperjuangkan kebebasan pers.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus