Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dua atlet Indonesia yang berlaga di Paralimpiade Tokyo Rabu pagi, 1 September 2021, sama-sama gagal lolos ke babak final. Keduanya adalah Bolo Triyanto di cabang para-menembak dan Jaenal Aripin di nomor balap kursi roda.
Atlet para-menembak Indonesia Bolo Triyanto tidak dapat melaju ke babak final setelah gagal lolos kualifikasi R5 10 meter air rifle SH2 campuran.
Dalam pertandingan yang berlangsung di Asaka Shooting Range, Jepang, yang dipantau dari laman resmi Olimpiade, Bolo berada di peringkat 24 dengan skor 631.0.
Dari 36 peserta yang bertanding, delapan di antaranya lolos kualifikasi menuju babak final. Salah seorang atlet para-menembak dari Italia, Andrea Liverani memecahkan rekor kualifikasi Paralimpiade dengan total poin 639.4.
Tujuh orang lainnya yang melaju ke babak final adalah Vasyl Kovalchuk dari Ukraina, pada peringkat kedua, mengumpulkan total poin 639.1, disusul oleh Dragan Ristic dari Serbia dengan total poin 638.2.
Berikutnya, Tanguy de la Forest (Prancis) dengan 637.4, Tim Jeffery (Inggris Raya) dengan 636.7, Stetson Bardfield (AS) dengan 635.6, Lee Jiseok (Korea Selatan) dengan 635.5 dan Francek Gorazd Tirsek (Slovakia) dengan 635.4.
Babak final R5 10 meter air rifle SH2 campuran juga digelar di Asaka Shooting Range pada hari ini, pukul 11.45 WIB.
Sebelumnya, Senin, Bolo juga mengikuti kategori R4 10 meter air rifle standing SH2 campuran. Namun, atlet kelahiran Sragen 37 tahun silam itu juga belum tampil maksimal dalam babak kualifikasi, sehingga tidak dapat melaju ke babak final.
Wakil lainnya dari Indonesia, Hanik Puji Hastuti, yang mengikuti R2 nomor 10 meter Air Rifle Standing SH1 putri, Senin, juga tidak dapat menembus final setelah gagal di babak penyisihan.
Selanjutnya: Jaenal Aripin gagal menembus babak final
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Atlet balap kursi roda Jaenal Aripin gagal menembus babak final nomor 100 meter T54 Paralimpiade Tokyo 2020 yang berlangsung di Olympic Stadium, Jepang.
Jaenal harus puas di urutan keempat dengan waktu 14,53 detik pada pertandingan Heat 1 melawan lima kompetitor, demikian catatan kompetisi.
Posisi pertama, atlet asal Thailand A Paeng Nuea dengan waktu 14,00 detik, kedua atlet dari Kamboja V Van (14,39 detik), dan ketiga Y Liu dari China dengan waktu 14,47 detik.
Meski gagal melaju ke final, atlet asal Sumedang, Jawa Barat itu mencatatkan waktu terbaiknya untuk nomor balap kursi roda 100 meter T54.
Pada Asian Para Games 2018, Jaenal hanya menempati posisi 5 dengan catatan waktu 14,87 detik.
Sebelumnya pada nomor 400 meter T-54 Paralimpiade Tokyo 2020, peraih medali perak Asian Para Games 2018 itu didiskualifikasi sehingga tidak bisa melaju ke babak final.
Jaenal didiskualifikasi karena aturan World Para Athletic (WPA) 17.8, yakni melakukan kesalahan dalam memulai pertandingan.
Atlet berusia 33 tahun itu langsung dikeluarkan dari perlombaan yang berlangsung di Tokyo National Stadium, Minggu (29 Agustus) siang waktu setempat.
Saat ini, Indonesia berada di peringkat 59 klasemen medali Paralimpiade Tokyo 2020 dengan perolehan satu perak dan dua perunggu, persis di bawah Argentina.
Medali perak diraih Ni Nengah Widiasih dari nomor angkat berat, sedangkan perunggu diraih oleh Sapto Yogo Purnomo di nomor lari 100 meter T37 dan para-tenis meja melalui David Jacobs.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini