Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Olahraga

Ini Penyebab Konsentrasi Tommy Buyar di Piala Thomas

Ihsan Maulana kalah pada pertandingan penentuan.

23 Mei 2016 | 05.25 WIB

Pebulutangkis putra anggota tim Piala Thomas Indonesia Anthony Ginting saat bertanding dalam Piala Uber 2016 di Kunshan Sport Center Gymnasium, Tiongkok. Foto/Tim Humas Dan Social Media PP PBSI.
Perbesar
Pebulutangkis putra anggota tim Piala Thomas Indonesia Anthony Ginting saat bertanding dalam Piala Uber 2016 di Kunshan Sport Center Gymnasium, Tiongkok. Foto/Tim Humas Dan Social Media PP PBSI.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Kunshan - Indonesia gagal merebut Piala Thomas setelah dikalahkan regu Denmark 3-2 pada pertandinan babak final di Kunshan, Jiangsu, Cina, Minggu, 22 Mei 2016. Denmark merebut trofi juara untuk pertama kalinya setelah delapan kali sebelumnya tampil sebagai runne-up.

Indonesia lebih dulu tertiggal 0-1 setelah Tommy Sugiarto dikalahkan Viktor Axelsen 17-21, 18-21. Tommy, peringkat kedelapan di dunia harus mengakui Axelsen, peringkat keempat dunia bermain lebih tangguh.

Pada  game  pertama, Axelsen tampil nyaris sempurna dan menguasai pertandingan. Pada game kedua sebetulnya Tommy memiliki peluang membalas ketertinggalannya dengan terus memimpin dalam kejar-kejaran perolehan angka.

Sayangnya saat  memimpin 18-16 bola smes keras Tommy jatuh di sebelah luar  kiri lapangan permainan Axelsen. Kejadian ini menjadi momentum Axelsen menaikkan tempo permainan dan terus menekan Tommy sampai tidak berkutik dan kalah.

“Saat memimpin di game kedua, saya tidak bisa mengontrol keadaan larena lapangan yang licin (terkena cucuran keringat). Saya minta izin wasit supaya lapangan  dilap, tetapi tidak diizinkan, sampai saya harus melap sendiri. Saat itulah konsentrasi saya buyar,” kata Tommy.

Tommy menambahkan  Axelsen bermain menyerang dan  terus menekan. “Dia bermain  lebih tenang pada  akhir-akhir game kedua,” jelas Tommy.

Indonesia kemudian menyamakan kedudukan 1-1 melalui Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan pada pertandingan kedua ganda. Tampil sangat tenang dan sabar pasangan peringkat kedua dunia ini mengalahkan ganda Denmark peringkat kesembilan dunia, Mads Konrad-Petersen/Mads Pieler-Kolding,  21-18, 21-13.

Penempatan bola yang akurat Hendra/Ahsan melalui bola-bola menyilang tajam acap kali menyulitkan pasangan Denmak itu.  Pasangan Indonesia ini menghentikan perlawanan ganda Denmak ini setekah bola pukulan cepat mendatar Piler-Kolding dibiarkan oleh Hendra jatuh di belakang lapangan pada match point  pertama game kedua.

“Kami sudah mempersiapkan strategi melawan Kolding/Petersen, dan ami bisa menjalankan strategi tersebut. Hari ini kami bermain dengan tenang dan berkonsentrasi,” tambah Hendra.

Indonesia kembali tertingal 1-2 ketika pada pertandingan ketiga tunggal, Anthony Sinisuka ginting gagal menyumbangkan poin. Pemain peringkat ke-23 dunia berumur 20 tahun ini kalah melawan tunggal kedua Denmark peringkat kelima dunia, Jan O Jorgensen, 17-21, 14-21.

Anthony yang baru pertama kali ini meghadapi Joegensen ini harus diakui kalah matang. Tunggal ketiga Indonesia ini tampil terburu-buru pada poin-poin penting. Hak inilah di antaranya yang terjadi saat tertinggal 14-20 pada game kedua, pukulan Anthony menyongsong bola melambung kembalian Jorgensen malah nyangkut  net.   

“Ini pengalaman pertama saya bertanding di Piala Thomas dan atmosfernya memang berbeda dengan turnamen perorangan. Banyak pelajaran yang saya petik dari pertandingan tadi, saya harus lebih tenang lagi, secara teknik, pukulan Jorgensen memang lebih matang,” kata Anthony seusai bertanding.

 Anthony mengakui Jorgensen lebih berpengalaman dan  tidak mudah dimatikan. “Saya  tampil kurang sabar. Jorgensen sudah bisa membaca kalau saya akan memberi bola-bola depan, dia sudah siap menunggu di depan net,” jelas Anthony.

Ganda terbaik kedua Indonesia Angga Prata/Ricky Karanda Suwardi menambah satu angka bagi Indonesia sehingga skor imbang 2-2. Ganda Indonesia peringkat ke-12 dunia ini terlampau perkasa bagi ganda Denmark peringat ke-23, Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen.

Angga/Ticky tampil sangat percaya diri dan memenangi game pertama dengan sedikit menemui kesulitan berarti.  Pada game kedua pasangan Indonesia ini sudah berada di atas angin dan tampil terus menekan. Angga/Ricky terus memimpin perolehan angka hingga 20-12.

Pada kedudukan itu Ricky sempat memberi isyarat penonton untuk menyemangati mereka. Namun  pasangan Indonesia itu malah kecolongan dua angka sebelum akhirnya mengunci pasangan Denmark itu pada kedudukan 21-14. Hal itu terjadi saat bola dorongan Rasmussen yang  terlampau lemah membentur net.

Pada pertandingan kelima atau penentuan, pemain terbaik ketika Indonesia, Ihan Maulana Mustofa, harus mengakui keunggulan tunggal Denmark peringkat ke-13 dunia, Hans-Krist Vittinguist.  Meskipun harus tampil jatuh bangun,  Ihsan peringkat ke-31 dunia, kalah dua game langsung 15-21, 7-21.

Sejak memasuki lapangan Ihsan tidak tampak percaya diri, sebaliknya Vittinguist sangat santai dengan senyum di bibirnya. Vittingist harus diakui memiliki kualitas permainan setingkat di atas Ihan dan lebih metang.

Kegagalan Indonesia memenangi pertandingan babak final ini merupakan yang keenam kalinya. Indonesia sebelumnya lima kali kalah pada pertandingan babak final Piala Thomas pada 1967, 1982, 1986, 1992, dan 2010.

Namun Indonesia masih yang terbanyak merebut trofi juara, 13 kali pada 1958, 1961, 1964, 1970, 1973, 1976, 1979, 1984, 1994, 1996, 1998, 2000, dan 2002. Peraih trofi juara terbanyak kedua yaitu Cina dengan sembilan trofi. Posisi ketiga ditempati Malaysia dengan lima troi juara.


BWF | BADMINTON INDONESIA | AGUS BAHARUDIN

Hasil Final Piala Thomas 2016
Tommy Sugiarto (peringkat ke-8) vs Viktor Axelsen (4) 17-21,18-21 (54’)
Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (2) vs Mads Konrad-Petersen/Mads Pieler-Kolding (9) 21-18, 21-17.
Anthony Sinisuka Ginting (23 ) vs Jan O Jorgensen (5) 17-21, 14-21
Angga Pratama/Ricky Karanda Suardi (12) vs  Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen (23) 21-18, 21-14
Ihsan Maulana Mustofa (31) vs Hans-Krist Vittinguis (13) 15-21, 7-21.


Baca juga:
Reklamasi Pantai: Beredar, Video Ahok Damprat Wartawan
Heboh Konstribusi Reklamasi:  Inilah 3 Skenario Nasib Ahok


 


 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Agus baharudin olahraga

Agus baharudin olahraga

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus