Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Olahraga

Jelang MotoGP Mandalika, Valentino Rossi Bicara soal Indonesia

Valentino Rossi mengaku senang bisa dikenal oleh masyarakat Indonesia. Itu ia ucapkan sebelum Grand Prix MotoGP Mandalika 2023 berlangsung.

1 Oktober 2023 | 17.00 WIB

Eks pembalap MotoGP, Valentino Rossi menerima penghargaan di sela balapan MotoGP Mugello di Italia, 28 Mei 2022. REUTERS/Ciro De Luca
Perbesar
Eks pembalap MotoGP, Valentino Rossi menerima penghargaan di sela balapan MotoGP Mugello di Italia, 28 Mei 2022. REUTERS/Ciro De Luca

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Legenda MotoGP, Valentino Rossi mengaku senang bisa dikenal oleh masyarakat Indonesia. Hal tersebut disampaikan dalam program podcast The BSMT yang dipandu Gianluca Gazzoli.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Mantan pembalap Yamaha tersebut mengatakan bahwa dirinya selalu mendapat sambutan meriah setiap kali datang ke Indonesia. "Saya sangat dikenal di Indonesia. Ketika saya ke sana, mereka (masyarakat Indonesia) selalu meriah dan itu benar-benar luar biasa," ujar Rossi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Valentino Rossi selanjutnya memuji MotoGP Mandalika karena dapat menghadirkan suasana yang berbeda. Meski baru beberapa musim menjadi tuan rumah, namun Indonesia selalu memberikan kesan untuk para pembalap.

"Indonesia dan Thailand merupakan negara yang punya gairah MotoGP yang tinggi, khususnya di Indonesia," tambah dia.

Sayangnya, Rossi belum pernah menjajal Sirkuit Mandalika karena pensiun lebih awal. Padahal dia mengaku ingin balapan di lintasan tepi laut tersebut.

Sebenarnya ini bukan kali pertama Valentino Rossi memuji Indonesia. Dia sebelumnya pernah beberapa kali mengapresiasi Tanah Air, termasuk soal penonton saat masih aktif balapan. Komentar ini dia ucapkan jelang Grand Prix MotoGP Mandalika 2023.

Terlepas dari pujiannya terhadap Indonesia, Valentino Rossi juga curhat mengenai keluhan di hidupnya. Dirinya mengatakan bahwa menjadi terkenal tidak selamanya indah. Terkadang ia merasa tidak nyaman dengan hal tersebut.

"Rasanya sulit ketika saya sudah terkenal sejak berusia 17 tahun. dan itu seperti bom. Saya menang dan orang-orang langsung membicarakan saya. Itu berat, karena saya harus mengatur hidup secara berbeda. Ada banyak hal yang tak bisa saya lakukan setelah terkenal. Misalnya, saat berada di Milan, saya tidak bisa lagi belanja atau ke restoran dan bioskop," ucap dia.

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus