Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pasangan ganda putra Marcus Gideon / Kevin Sanjaya kembali gagal di Kejuaraan Dunia Badminton BWF. Pasangan nomor satu dunia itu harus mengakui keunggulan ganda asal Korea Selatan, Choi Solgyu/Seo Seung-jae di babak kedua.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Marcus/Kevin menyerah dengan skor 21-16, 14-21, 21-23 dalam pertandingan yang berjalan 64 menit di St.Jakobshalle, Basel, Swiss, Rabu, 21 Agustus 2019. Bagi mereka kegagalan di Kejuaraan Dunia tahun ini menjadi yang ketiga kalinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejak kali pertama berpasangan, yakni pada 2015, Marcus/Kevin belum pernah merasakan gelar juara di Kejuaraan Dunia BWF. Pasangan yang mendapat julukan The Minions ini pertama kali kandas di turnamen utama BWF pada 2017.
Kala itu mereka tersingkir di babak perempat final dari ganda Cina, Chai Biao/Hong Wei (21-11, 19-21, 20-22). Setahun kemudian, giliran ganda Jepang, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda yang mengalahkan Marcus/Kevin di perempat final dengan skor 21-19, 21-18. Kini, ganda asal Korea Selatan yang menghentikan langkah unggulan pertama di Kejuaraan Dunia ini.
Kejuaraan Dunia BWF mulai terasa seperti kryptonite bagi Marcus / Kevin. Dalam jagad komik DC, superhero paling populer dan kuat, yakni Superman mempunyai kelemahan utama. Kekuataan Superman seketika hilang bila disodorkan batu kryptonite.
Namun Marcus/Kevin bukan Superman. Di sisi lain, Kejuaraan Dunia BWF rutin digelar setiap tahun. Mereka tentunya masih punya kesempatan melengkapi gelar juara di Kejuaraan Dunia tahun depan.
Menanggapi kegagalan di tahun ketiganya, Marcus mengatakan lawan bermain lebih bagus. "Mereka banyak menekan dan gak gampang mati," kata dia mengutip situs Badminton Indonesia, Rabu, 21 Agustus 2019.
Ke depan, tentu akan ada evaluasi dari tim pelatih. Sebab, saat ini nomor ganda putra masih menjadi andalan bagi pengurus Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) untuk merebut gelar juara di turnamen internasional. "Ke depan, kami akan terus melakukan yang terbaik saja," sebut Marcus.
Menanggapi kekalahan ganda putra Indonesia yang menjadi andalan utama di Kejuaraan Dunia, Ketua Masyarakat Pemerhati Badminton Indonesia Kurniadi menilai ada persoalan serius dalam mengurus bulu tangkis nasional. "Target hanya satu emas di Kejuaraan Dunia itu realistis, tapi menguatkan indikasi adanya masalah serius," kata dia.
Menurut dia, salah satu aspek yang perlu dibenahi untuk kembali meningkatkan prestasi Indonesia ialah perbaikan dalam proses rekrutmen pemain pemusatan latihan nasional (Pelatnas) di Cipayung. "Juga harus ada keterbukaan dan ketegasan dalam promosi dan degradasi pemain Pelatnas," sebut Ketua MPBI Kurniadi.
BADMINTON INDONESIA | ADITYA BUDIMAN