Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Proliga Hanny S. Surkatty mengatakan pihaknya tidak menemukan masalah perihal kepemimpinan wasit selama kompetisi bola voli profesional ini berlangsung sejak Februari lalu.
Hanny mengatakan hal itu ketika mendapat pertanyaan dari wartawan soal protes tim putra Jakarta Electric PLN, ketika mereka bertanding melawan Palembang-Sumsel-Babel di Solo, Ahad lalu, 27 Maret 2016. Pelatih Jakarta Electric PLN, Putut Marhaento, menyatakan tidak puas atas kepemimpinan wasit yang dianggap tidak tegas karena tidak menegur pemain yang mengganggu jalannya pertandingan.
“Dari hasil evaluasi, sebenarnya wasit kami sudah bagus,” ujar Hanny dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, 31 Maret 2016. “Pemain-pemain kami yang memang kadang mengalami tekanan dalam kompetisi sehingga kadang melakukan protes yang tidak berdasar dan tidak sesuai dengan aturan.”
“Misalnya, yang seharusnya melakukan protes adalah kapten, tapi dalam beberapa kejadian, pemain lain juga ikut memprotes,” tutur Hanny. “Selain itu, pemain asing memang sering memprotes dengan tujuan perang urat syaraf.”
Menurut Hanny, pihaknya sebenarnya sudah melakukan sosialisasi soal perkembangan peraturan-peraturan dalam technical meeting. “Tapi kadang technical meeting disepelekan,” ujarnya. “Kadang yang datang hanya asisten pelatih. Bisa jadi terjadi miskomunikasi.”
Hanny juga menyinggung soal penghargaan pemain terbaik. Menurut dia, panitia akan mempertimbangkan sikap seorang pemain di lapangan sebagai salah satu aspek penilaian pemain terbaik. “Kalau seorang pemain banyak protes tidak pada tempatnya, suka membuat suasana panas, kami langsung mencoret namanya dari daftar kandidat pemain-pemain terbaik,” ucapnya.
GADI MAKITAN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini