Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Olahraga

Kunci Tim Bulu Tangkis China Raih Gelar Piala Uber 2024, Titel Ke-16 Sepanjang Sejarah

China meraih gelar ke-16 Piala Uber setelah mengalahkan tim putri bulu tangkis Indonesia dengan skor telak 3-0. Mengatasi tekanan adalah kunci.

6 Mei 2024 | 10.01 WIB

Pemain China Chen Qing Chen dan Jia Yi Fan mengangkat trofi Piala Uber 2024. Doc. BWF.
Perbesar
Pemain China Chen Qing Chen dan Jia Yi Fan mengangkat trofi Piala Uber 2024. Doc. BWF.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - China meraih gelar ke-16 Piala Uber setelah mengalahkan tim putri bulu tangkis Indonesia dengan skor telak 3-0. Dengan 24 kemenangan berturut-turut sepanjang turnamen dan tanpa kekalahan, China meraih kembali gelar yang hilang pada edisi 2022. Saat itu, Korea berhasil mematahkan dominasi China. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

China belum pernah kalah dalam satu pertandingan di Piala Uber 2024. Situasi itu tidak akan berubah di final. Tim Negeri Tirai Bambu itu hampir mengalami kekalahan ketika He Bing Jiao menghadapi Ester Nurumi Tri Wardoyo pada pertandingan ketiga. He Bing Jiao dipaksa bermain rubber game dalam pertandingan yang berakhir dengan skor 21-10 15-21 21-17.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemain berusia 19 tahun itu tidak terpengaruh dengan nama besar He Bing Jiao. Namun,  keunggulan pengalaman dan cara main oportunisHe Bing Jiao membantunya unggul di akhir pertandingan. “Kami terakhir kali memenangkan gelar pada tahun 2021. Selama tiga tahun terakhir kami mengalami kegagalan, dan saya senang bisa merebut kembali gelar juara,” kata He Bing Jiao. 

“Terakhir kali sangat disayangkan kami tidak bisa memenangkan Piala Uber, jadi selama dua tahun terakhir kami bersiap, dan kini kami bermain di kandang sendiri,” ujar dia menambahkan.

Peluang Indonesia bisa dikatakan bergantung pada kemampuan Gregoria Mariska Tunjung menyumbang poin di pertandingan pembuka melawan Chen Yu Fei. Namun, Chen tidak membiarkan Gregoria masuk dalam ritme permainannya. 

“Saya tidak merasa senyaman itu meskipun saya pernah memainkan pertandingan seperti itu sebelumnya. Saya merasa tertekan, dan mungkin lawan saya kurang begitu menghadapi tekanan serupa. Tidak banyak perbedaan tahun ini dengan final sebelumnya, saya selalu merasa tertekan di final,” kata Chen Yu Fei. 

“Saya pernah kalah darinya sebelumnya. Apa yang saya lakukan adalah menonton banyak pertandingan di mana saya kalah darinya. Tidak akan membantu jika saya hanya menonton pertandingan yang saya menangkan. Saya tidak mengubah taktik saya. Saya mendapatkan game pertama dengan nyaman. Saya melakukan apa yang saya rencanakan." ucap juara Olimpiade 2020 tersebut.

Chen Qing Chen dan Jia Yi Fan sempat nyaris menelan kekalahan di babak semifinal. Menghadapi Indonesia, mereka tak memberi peluang sama sekali kepada Siti Fadia Silva Ramadhanti dan Ribka Sugiarto. Hanya butuh waktu 39 menit untuk mereka memberi poin kedua untuk China.

“Hal yang paling menakutkan adalah ketika orang berpikir Anda harus menang. Segalanya menjadi berbeda ketika Anda berasumsi Anda bisa menang. Satu-satunya hal yang perlu kami lakukan adalah bersiap dan bersikap rendah hati,” ucap Chen Qing Chen.

Adapun Jia Yi Fan mengaku telah menghadapi pertandingan yang melelahkan pada babak semifinal. "Tapi tidak peduli seberapa melelahkannya, kami harus tetap bermain. Kami harus menunggu lama, dan itu menguras mental. Kami berharap bermain dan menyelesaikannya lebih cepat,” ujar dia. 

Pemain China Tahu Cara Bermain di Laga Final

Para pemain Indonesia mengakui bahwa wakil China berhasil mengatasi tekanan pada laga final Piala Uber 2024. “Mereka tahu cara bermain di final, dan bagaimana menjaga pikiran mereka. Tentu kami bangga bisa bermain di final Piala Uber. Jadi kami senang telah membuat terobosan ini,” ujar Siti Fadia Silva Ramadhanti, atlet ganda putri.

Adapun Gregoria Mariska Tunjung menilai bahwa, “Saya merasa Chen Yu Fei lebih gugup daripada saya. Tapi dia bisa mengatasinya dengan baik. Di game pertama saya kurang bermain bagus, jadi saya coba saja yang terbaik di game kedua. Itu bukanlah hasil yang saya inginkan.”
 
BWF BADMINTON

Arkhelaus Wisnu Triyogo

Arkhelaus Wisnu Triyogo

Lulus dari Universitas Indonesia program studi Indonesia pada 2014, ia bergabung bersama Tempo pada 2015. Sempat meliput politik dan hukum seputar Pemilu 2019, ia kini berfokus pada isu gaya hidup dan olahraga. Pada 2019, bersama Danang Firmanto, ia meraih ExCel Award, penghargaan untuk karya jurnalistik terbaik di bidang pemilu di kawasan ASEAN.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus