Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - China meraih gelar ke-16 Piala Uber setelah mengalahkan tim putri bulu tangkis Indonesia dengan skor telak 3-0. Dengan 24 kemenangan berturut-turut sepanjang turnamen dan tanpa kekalahan, China meraih kembali gelar yang hilang pada edisi 2022. Saat itu, Korea berhasil mematahkan dominasi China.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
China belum pernah kalah dalam satu pertandingan di Piala Uber 2024. Situasi itu tidak akan berubah di final. Tim Negeri Tirai Bambu itu hampir mengalami kekalahan ketika He Bing Jiao menghadapi Ester Nurumi Tri Wardoyo pada pertandingan ketiga. He Bing Jiao dipaksa bermain rubber game dalam pertandingan yang berakhir dengan skor 21-10 15-21 21-17.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemain berusia 19 tahun itu tidak terpengaruh dengan nama besar He Bing Jiao. Namun, keunggulan pengalaman dan cara main oportunisHe Bing Jiao membantunya unggul di akhir pertandingan. “Kami terakhir kali memenangkan gelar pada tahun 2021. Selama tiga tahun terakhir kami mengalami kegagalan, dan saya senang bisa merebut kembali gelar juara,” kata He Bing Jiao.
“Terakhir kali sangat disayangkan kami tidak bisa memenangkan Piala Uber, jadi selama dua tahun terakhir kami bersiap, dan kini kami bermain di kandang sendiri,” ujar dia menambahkan.
Peluang Indonesia bisa dikatakan bergantung pada kemampuan Gregoria Mariska Tunjung menyumbang poin di pertandingan pembuka melawan Chen Yu Fei. Namun, Chen tidak membiarkan Gregoria masuk dalam ritme permainannya.
“Saya tidak merasa senyaman itu meskipun saya pernah memainkan pertandingan seperti itu sebelumnya. Saya merasa tertekan, dan mungkin lawan saya kurang begitu menghadapi tekanan serupa. Tidak banyak perbedaan tahun ini dengan final sebelumnya, saya selalu merasa tertekan di final,” kata Chen Yu Fei.
“Saya pernah kalah darinya sebelumnya. Apa yang saya lakukan adalah menonton banyak pertandingan di mana saya kalah darinya. Tidak akan membantu jika saya hanya menonton pertandingan yang saya menangkan. Saya tidak mengubah taktik saya. Saya mendapatkan game pertama dengan nyaman. Saya melakukan apa yang saya rencanakan." ucap juara Olimpiade 2020 tersebut.
Chen Qing Chen dan Jia Yi Fan sempat nyaris menelan kekalahan di babak semifinal. Menghadapi Indonesia, mereka tak memberi peluang sama sekali kepada Siti Fadia Silva Ramadhanti dan Ribka Sugiarto. Hanya butuh waktu 39 menit untuk mereka memberi poin kedua untuk China.
“Hal yang paling menakutkan adalah ketika orang berpikir Anda harus menang. Segalanya menjadi berbeda ketika Anda berasumsi Anda bisa menang. Satu-satunya hal yang perlu kami lakukan adalah bersiap dan bersikap rendah hati,” ucap Chen Qing Chen.
Adapun Jia Yi Fan mengaku telah menghadapi pertandingan yang melelahkan pada babak semifinal. "Tapi tidak peduli seberapa melelahkannya, kami harus tetap bermain. Kami harus menunggu lama, dan itu menguras mental. Kami berharap bermain dan menyelesaikannya lebih cepat,” ujar dia.
Pemain China Tahu Cara Bermain di Laga Final
Para pemain Indonesia mengakui bahwa wakil China berhasil mengatasi tekanan pada laga final Piala Uber 2024. “Mereka tahu cara bermain di final, dan bagaimana menjaga pikiran mereka. Tentu kami bangga bisa bermain di final Piala Uber. Jadi kami senang telah membuat terobosan ini,” ujar Siti Fadia Silva Ramadhanti, atlet ganda putri.
Adapun Gregoria Mariska Tunjung menilai bahwa, “Saya merasa Chen Yu Fei lebih gugup daripada saya. Tapi dia bisa mengatasinya dengan baik. Di game pertama saya kurang bermain bagus, jadi saya coba saja yang terbaik di game kedua. Itu bukanlah hasil yang saya inginkan.”
BWF BADMINTON