Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski gagal melangkah ke babak final, namun Hanik Puji mengaku cukup puas dengan penampilannya yang sudah maksimal. Atlet kelahiran Gunung Kidul, 22 Desember 1995, itu mengaku dapat pelajaran berharga dari penampilan perdananya di multi event terbesar bagi atlet disabilitas, Paralimpiade Tokyo 2020.
"Alhamdulillah saya puas dengan penampilan hari ini. Skor yang saya dapat sesuai dengan latihan, tidak jauh berbeda bahkan sama. Walaupun saya belum bisa menembus babak final, tapi saya bangga akhirnya bertanding dengan lancar tanpa terkendala apapun. Lawan di Paralimpiade ini memang berat-berat terutama dari Eropa dan di Asia itu ada Cina dan Iran," ucap Hanik melalui keterangan tertulis, Senin, 30 Agustus 2021.
"Semoga tahun depan di Asean Para Games di Vietnam atau di Asian Paragames di Cina saya bisa lebih baik lagi dan akan saya perbaiki lagi nilai dan prestasi saya. Saya mengambil banyak pengalaman dan pelajaran dari Paralimpiade ini, mulai dari peralatan, waktu, posisi dan lainnya untuk saya terapkan di Indonesia," ujar Hanik menambahkan.
Peraih medali perunggu Asean Paragames 2015 di Singapura itu tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada seluruh masyarakat Indonesia yang sudah memberi dukungan selama dia bertanding. Ia berharap di ajang berikutnya bisa tampil lebih baik lagi.
"Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada NPC Indonesia, pemerintah tentunya Kemenpora yang sudah mendukung dan men-support saya. Terima kasih juga untuk masyarakat Indonesia yang sudah mendukung perjuangan saya. Saya mohon maaf karena belum bisa menyumbangkan medali untuk Indonesia. Semoga di event berikutnya saya bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia," ujar Hanik.
Pelatih para-menembak Indonesia, Aris Haryadi, menilai Hanik sudah tampil dengan baik, meski ada kendala di punggungnya yang membuatnya kurang maksimal saat berlomba. Teguran dari juri membuat konsentrasinya sedikit terganggu.
"Alhamdulillah Hanik telah melaksanakan pertandingan R2 dengan skor 614,5. Sempat ada trouble waktu Hanik bertanding yaitu posisi badan yang agak miring ke kanan, yang seharusnya posisi duduk harus lurus. Kendala itu karena benjolan Spina Bifida di punggungnya, sehingga dalam posisi menembak agak kesulitan untuk duduk lurus," ucap Aris.
"Jadi dengan ditegurnya Hanik oleh juri pas menembak, sedikit bikin konsentrasi Hanik pudar pada saat menembak di seri ke 2, ke depan kita akan berusaha untuk memperbaiki posisi Hanik dengan berusaha seting peralatan, terutama kursi roda, dengan harapan pada event-event selanjutnya tidak terjadi lagi insiden peringatan juri, yang akan berpengaruh pada fokus atlet saat bertanding," kata Aris.
IRSYAN HASYIM
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini