Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Nasib from hero to zero kini benar-benar dialami Maria Sharapova menyusul kasus doping yang menimpanya. Setelah beberapa sponsor utamanya memutus kontrak, kini giliran Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menghentikan tugasnya sebagai duta khusus.
Selama sembilan tahun Sharapova menjadi duta untuk program pengembangan PBB dan aktif membantu usaha pemulihan di daerah yang terkena bencana nuklir Chernobyl, Uni Soviet (sekarang masuk Belarusia), pada 1986. Kebetulan Sharapova berasal dari daerah yang tak jauh dari area bencana tersebut.
"Program Pengembangan PBB merasa berterima kasih atas dukungan yang diberikan Maria Sharapova pada tugas kami, terutama di sekitar daerah bencana nuklir Chernobyl. Namun, berkaitan dengan pengumuman yang baru-baru ini disampaikan oleh Sharapova, pada pekan lalu kami menghentikan tugasnya sebagai duta khusus dan segala kegiatan yang terkait selama penyelidikan berlangsung," kata seorang juru bicara PBB.
"Kami mengharapkan yang terbaik untuk Sharapova," kata duta itu lagi di AFP.
Sebagai duta PBB, Sharapova pernah berkunjung ke Belarusia dan menyumbang US$ 100 ribu untuk mendukung proyek-proyek yang berkaitan dengan anak-anak muda di beberapa wilayah yang terkena dampak nuklir Chernobyl. Keluarga Sharapova pindah dari Gomel di Belarusia pada 1987, tak lama setelah bencana Chernobyl.
Mereka pindah ke Siberia dan di sanalah Sharapova lahir. Kolektor lima gelar Grand Slam itu lahir di Nyagan, Siberia, tinggal di sana selama dua tahun, kemudian pindah ke Sochi di tepi Laut Hitam. Di kota itulah Sharapova mulai belajar tenis.
Sharapova mengumumkan dia tak lolos tes doping, Senin, 7 Maret 2016. Tak lama kemudian, sponsor-sponsornya, seperti Nike, Porsche, dan Tag Heuer, memutus kerja sama dengannya.
PIPIT
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini