Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Pendapatan Menurun, Balap F1 Terancam Bangkrut

Pendapatan balap mobil tercepat di dunia, F1, menurun lebih dari Rp 580 miliar dalam setahun belakangan sehingga dikhawatirkan bangkrut.

23 November 2017 | 14.43 WIB

Pembalap Ferrari Kimi Raikkonen (kanan), bertabrakan dengan rekan setimnya Sebastian Vettel pada awal Formula One Grand Prix Singapura di Sirkuit Marina Bay City, Singapura, 17 September 2017. Keduanya terlibat tabrakan yang juga melibatkan pembalap RedBull Racing Max Verstappen. AP/Yong Teck Lim
Perbesar
Pembalap Ferrari Kimi Raikkonen (kanan), bertabrakan dengan rekan setimnya Sebastian Vettel pada awal Formula One Grand Prix Singapura di Sirkuit Marina Bay City, Singapura, 17 September 2017. Keduanya terlibat tabrakan yang juga melibatkan pembalap RedBull Racing Max Verstappen. AP/Yong Teck Lim

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ajang balap jet darat F1 dikhawatirkan akan bangkrut dalam beberapa tahun ke depan. Hal tersebut diindikasikan dengan penurunan laba F1 dalam setahun terakhir.

Sejak kepemilikan mayoritas Formula One Group dibeli Liberty Media dari tangan Bernie Ecclestone setahun lalu dengan nilai US$ 4,4 miliar atau sekitar Rp 59 triliun belum ada peningkatan laba, yang muncul justru penurunan.

Baca: Ditawari Rp 2,2 T, Hamilton Segera Jadi Pembalap F1 Termahal

Penurunan itu, misalnya, terjadi pada pembagian keuntungan tahun ini. Pemilik F1 hanya akan membagikan keuntungan US$ 273 juta atau sekitar Rp 3,6 triliun untuk semua peserta yang berjumlah 10 tim. Jumlah itu merosot US$ 43 juta dibanding pembagian keuntungan 2016, yang mencapai US$ 316 juta atau sekitar Rp 4,2 triliun.

Dalam sebuah kesempatan di GP Brasil dua pekan lalu, mantan pembalap F1, yang kini menjadi salah satu pemegang saham di tim Mercedes, Niki Lauda, mengatakan, “Isu utama untuk F1 saat ini bukanlah soal perubahan mesin di balap musim 2021 yang membuat Ferrari sangat kecewa, bahkan ingin mundur dari F1. Namun ada hal lain yang lebih besar. Mulai tahun ini hingga 2021, pembiayaan F1 diperkirakan akan meningkat US$ 82,9 juta. Padahal saat ini pendapatan sedang seret dan keuntungan menurun."

Baca: Menang World Fastest Gamer, Pria Belanda Ini Dikontrak McLaren F1

"Kita belum tahu harus berbuat apa. Pastinya, harus ada ide-ide baru yang berportensi mendatangkan sumber pemasukan baru. Namun hingga detik ini inovasi itu belum muncul," ujarnya.

Kendali F1 saat ini berada di tangan Liberty Media. Jika pemilik baru itu tidak mampu melakukan inovasi seperti yang dimaui Lauda dan para pelaku balap F1 lain untuk meningkatkan pendapatan, bersiaplah melihat balap jet darat ini bangkrut.

AUTOSPORT

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus