Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Olahraga

Persiapan Atlet ke Olimpiade dan Asian Games Jadi Satu Paket  

KONI berharap persiapan untuk menghadapi Olimpiade Brasil 2016 dan Asian Games (AG) 2018 menjadi satu paket karena cabang olahraganya sama.

23 Oktober 2015 | 13.03 WIB

Warga berlatih Inline Skates diareal Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta Selatan, 10 Oktober 2015. Jelang ajang Asian Games 2018 Kemenpora ditunjuk menjadi pihak yang bertanggungjawab untuk merenovasi gelanggang olahraga GBK diantaranya
Perbesar
Warga berlatih Inline Skates diareal Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta Selatan, 10 Oktober 2015. Jelang ajang Asian Games 2018 Kemenpora ditunjuk menjadi pihak yang bertanggungjawab untuk merenovasi gelanggang olahraga GBK diantaranya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum 1 KONI Pusat Suwarno berharap persiapan untuk menghadapi Olimpiade Brasil 2016 dan Asian Games (AG) 2018 menjadi satu paket karena cabang olahraga yang akan dipertandingkan hampir sama.

"Dengan persiapan satu paket, saya berharap, kualitas atlet Indonesia yang muncul berada dalam tataran yang sama. Peluang untuk meraih target akan terbuka," kata Suwarno pada sarasehan "Menyatukan Langkah Menuju Sukses Prestasi Asian Games 2018 d Gedung Serba Guna Senayan, Jakarta, Kamis.

Berdasarkan catatan yang ada, Indonesia berpeluang mengirimkan atlet dari 12 cabang olahraga yaitu panahan, atletik, bulu tangkis, berkuda, rowing, renang, balap sepeda, angkat besi, voli pantai, kano, judo dan taekwondo.

Hanya saja untuk Asian Games 2018 yang akan dipertandingkan di Jakarta dan Palembang akan ditambah dengan enam cabang olahraga lagi yaitu bowling, bridge, karate, pencak silat, panjat tebing dan wushu.

Menurut Suwarno, persiapan untuk menghadapi kejuaraan "multi event" memang harus dilakukan dengan baik. Apalagi target medali yang dicanangkan cukup tinggi. Untuk itu persiapan harus benar-benar sesuai dengan program dan disesuaikan dengan peluang yang ada.

"Target harus realistis. Seperti SEA Games 2015 lalu. Target sesuai dengan yang kami canangkan," ujar pria mantan Ketua Satuan Pelaksanan Program Indonesia Emas (Satlak) Prima itu.

Khusus untuk Olimpiade 2016, informasi yang berkembang pemerintah menargetkan mampu meraih dua medali emas. Hanya saja, target tersebut dinilai kurang tepat karena antara persiapan dengan dukungan dana kurang sinkron.

"Kalau pemerintah memberikan target dua emas semestinya antara dukungan pemerintah dan cabang olahraga harus sejalan. Untuk itu diperlukan kesatuan langkah sengan semua stakeholder olahraga," tutur mantan Pangdam V Brawijaya itu.

Dari 12 cabang olahraga yang akan diberangkatkan ke Brazil, kata Suwarno hanya cabang olahraga bulu tangkis yang mempunyai peluang. Peluang terbesar berasal dari nomor ganda. Namun, pihaknya tetap berharap cabang olahraga lain memberikan kejutan.

Sementara itu wartawan senior Ian Situmorang menilai kurang berkembangnya olahraga Indonesia merupakan imbas dari konflik horizontal dan vertikal. Konflik tidak hanya terjadi pada induk organisasi cabang olahraga, namun juga sudah melebar antara KONI dan KOI.

Begitu juga dengan pemerintah dalam hal ini Kemenpora. Menurut pria yang akrab dipanggil Bang Ian itu menilai kebijakan yang dikeluarkan agak keras, namun belum terlihat hasilnya.

Pihaknya mencontohkan masalah pembekuan PSSI. Hanya saja hingga saat ini belum mendapatkan hasil konkrit dari perubahan yang dilakukan.

ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yocta Nurrahman

Yocta Nurrahman

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus