Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Olahraga

Reaksi Pebalap MotoGP Saat Sirkuit Mandalika Kotor, Ada yang Kecewa dan Marah

Sesi tes pramusim MotoGP di Sirkuit Mandalika sempat terganggu karena lintasan kotor pada Jumat 11 Februari 2022.

12 Februari 2022 | 11.33 WIB

Pembalap Repsol Honda Team MotoGP Marc Marquez memacu sepeda motornya pada hari pertama tes pramusim MotoGP 2022 di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok Tengah, NTB, Jumat, 11 Februari 2022. ANTARA/Andika Wahyu
Perbesar
Pembalap Repsol Honda Team MotoGP Marc Marquez memacu sepeda motornya pada hari pertama tes pramusim MotoGP 2022 di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok Tengah, NTB, Jumat, 11 Februari 2022. ANTARA/Andika Wahyu

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sesi tes pramusim MotoGP di Sirkuit Mandalika sempat terganggu karena lintasan kotor pada Jumat 11 Februari 2022. Bendera merah dikibarkan setelah sesi pagi berjalan sekitar satu setengah jam. Penyelenggara melakukan pembersihan lintasan yang kotor, khususnya di tikungan 1.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Namun, upaya pembersihan tidak terlalu mulus. Pertemuan diadakan dan pembalap akhirnya diminta untuk menyelesaikan sekitar 20 putaran di trek yang masih kotor pada pukul 15.00 WITA. “Kami mengadakan pertemuan untuk memutuskan apakah mencoba membersihkan trek dengan mesin pembersih atau dengan mengendarai motor,” kata Andrea Dovizioso, pebalap WithU RNF Yamaha.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Setiap pembalap tidak benar-benar ingin membalap karena saya keluar sebelum pertemuan dan saya tidak bisa menjelaskan seberapa buruk itu. Saya keluar di Tikungan 1 dan 2, dan saya memutuskan untuk tidak melakukannya di tikungan lain. Jika Anda dapat membersihkan dengan cara yang lebih baik, maka lebih baik tidak berkendara dan menunggu sampai keesokannya."

Dengan demikian, 24 pebalap MotoGP dan mesin prototipe mereka menjadi pembersih trek termahal di dunia. “Semua orang takut, tetapi pada akhirnya meminta para pebalap membersihkan trek adalah keputusan yang tepat,” kata Dovizioso. “Kami bisa mulai memahami trek, garis dan waktu putaran menjadi lebih normal."

Mantan pembalap Ducati tersebut meneruskan, “Maksud saya, jelas betapa kotornya trek itu. Kondisinya tidak dapat dilalui pada awalnya. Saya belum pernah berada dalam situasi ini. Ini adalah situasi yang sama sekali berbeda jika dibandingkan dengan trek Argentina. Ada debu di mana-mana dan itu luar biasa."

Pebalap KTM Brad Binder mendukung keputusan untuk membersihkan lintasan tersebut. “Bagi saya itu adalah keputusan yang tepat. Mereka membersihkan Tikungan 1 dan 2 dengan mesin seperti mereka membersihkan seluruh lintasan tapi itu tidak terlalu bagus,” kata pebalap asal Afrika Selatan itu.

Ia melanjutkan, “Saat itu masih kotor. Sangat sulit untuk mempelajari trek karena Anda tidak benar-benar berada di jalur yang sempurna. Anda tidak bisa masuk ke dalam dan tidak bisa selalu yakin saat mengerem secara bergantian. Tapi, itu adalah keputusan yang baik untuk membiarkan kita semua berada di lintasan."

Takaaki Nakagami, pembalap LCR Honda, bercerita bahwa, "Fabio (Quartararo) menyalip saya pagi ini dan saya melihat motornya, saya kira dia jatuh karena debu dan lumpur penuh di motornya," kata Takaaki. "Tapi sejujurnya, itu semakin baik dan lebih baik dan terutama di sesi sore hari, level grip meningkat pesat. Jadi pada akhirnya itu bagus."

Alex Marquez, rekan satu tim Takaaki, mengaku menjadi salah seorang yang menyarankan para pebalap untuk pembalap untuk membersihkan permukaan sirkuit dengan motor balapnya. “Di pagi hari sangat kotor. Semua orang menunggu seseorang untuk membersihkan trek atau semacamnya, tetapi tidak ada yang keluar. Jadi saya memberi ide kepada Race Direction untuk mewajibkan 20 lap per pembalap hingga beberapa jam," kata dia.

“Jadi pada saat itu, semua orang mulai membersihkan lintasan. Memang benar jika Anda membuat kesalahan kecil, Anda keluar dan Anda bisa jatuh," kata pembalap asal Spanyol tersebut.

Pebalap Pramac Ducati Jorge Martin adalah salah satu pembalap yang jatuh pada sesi hari Jumat lalu. Namun, ia tetap menggeber motornya. "Ada pertemuan tapi saya tidak ada. Jadi saya tidak tahu persis apa yang terjadi. Ketika mereka kembali, mereka membuat kami menguji motor sebanyak 20 lap sebelum jam 3," ujarnya.

Menurut dia, cara pembersihan itu bukan cara yang paling masuk akal. "Tetapi itu yang tercepat. Akhirnya, itu tidak buruk. Itu benar-benar berbahaya di awal. Begitulah adanya," ujar Martin.

Franco Morbidelli menyebut keputusan itu sangat berbahaya. Ia bersama pembalap Aprilia, Aleix Espargaro, termasuk yang kecewa dengan keputusan tersebut. "Trek itu tidak cukup aman," kata Espargaro. “Kami cukup terbiasa tiba di sirkuit yang banyak debunya. Saya ingat Qatar, tapi di Mandalika bukan hanya masalah debu. Sebenarnya treknya tidak bisa dilalui dan benar-benar tidak aman."

“Saya tidak menyukai keputusan tim dengan Dorna untuk memaksa kami membalap sambil membersihkan lintasan. Saya di sini bukan untuk membersihkan trek apa pun," kata Aleix.

Meski marah pada keputusan pembersihan trek sebelumnya, Aleix memuji tata letak Sirkuit Mandalika. Ia pun menyelesaikan tesnya hingga akhir. "Dengan motor kami, kami sangat menikmati hari ini. Kami masih harus menemukan lebih banyak lagi. Sirkuit ini menyenangkan. Ini bukan sirkuit yang sulit untuk dipelajari sehingga semua pebalap bisa saling mendekat," kata dia.

Tes MotoGP Mandalika akan berlangsung hingga Ahad, 13 Februari 2022. Pada sesi hari kedua, para pembalap mampu melaju lebih kencang. Baca selengkapnya.

CRASH | MOTOGP

Arkhelaus Wisnu Triyogo

Lulus dari Universitas Indonesia program studi Indonesia pada 2014, ia bergabung bersama Tempo pada 2015. Sempat meliput politik dan hukum seputar Pemilu 2019, ia kini berfokus pada isu gaya hidup dan olahraga. Pada 2019, bersama Danang Firmanto, ia meraih ExCel Award, penghargaan untuk karya jurnalistik terbaik di bidang pemilu di kawasan ASEAN.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus