Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Rivalitas antara Floyd Mayweather Jr. dan Manny Pacquiao sepertinya tidak pernah berakhir. Kedua nama besar dalam sejarah tinju ini berhadapan pada 2 Mei 2015 yang dimenangkan Mayweather dengan angka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sampai lima tahun setelah pertemuan itu, belum ada rencana untuk menggelar rematch. Namun kedua petinju tidak hentinya saling serang di media.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Terakhir ketika Mayweather, 43 tahun, minta petinju muda tak lagi mengejar Pacquiao sebagai calon lawan karena sudah terlalu tua. "Sungguh menyedihkan mendengar kalian berkata 'Aku ingin bertarung dengan Manny Pacquiao'. Tapi Manny Pacquiao sekarang berusia 41 tahun. Jangan mengejarnya. Kalian anak muda saling mengejar," kata kepada Fighthype.com, 24 Mei 2020.
Pacquiao, 41 tahun, langsung menjawab dengan mengatakan, Mayweather sebenarnya hanya iri padanya. Petinju Filipina ini terus bertanding dan terakhir ia naik ring pada Juli 2019, ketika ia mengalahkan Keith Thurman dan merebut gelar WBA.
Pertemuan kedua petinju ini pantas dicatat dalam sejarah. Pertandingan ini disebut sebagai Fight of the Century atau Battle for Greatness. Mayweather adalah juara dunia lima divisi yang tak terkalahkan, sedangkan Pacquiao adalah juara dunia delapan divisi.
Mayweather Jr memenangkan pertandingan dengan keputusan bulat, dua hakim memberinya angka 116-112 dan yang 1 hakim lain 118-110.
Pertandingan ini sebenarnya sudah dirancang sejak 2009. Namun ketidaksepakatan antara kedua petinju menyebabkan pertarungan baru terlaksana enam tahun kemudian.
Negosiasi serius dimulai pada tahun 2014 oleh seseorang yang tidak pernah diduga sebelumnya Gabriel Salvador, aktor paruh waktu di Holywood. Ia memperkenalkan pelatih Pacquiao dan orang kepercayaan Freddie Roach dan Presiden CBS Les Moonves, yang keduanya bekerja untuk memfasilitasi pertandingan.
Pada 2015, negosiasi untuk pertarungan telah selesai, dengan semua masalah utama yang mencegah pertarungan terjadi di masa lalu diselesaikan, termasuk pembagian biaya, pengujian doping dan lokasi.
Pertarungan itu disiarkan melalui televisi bayar per tayang (PPV) yang diproduksi bersama oleh HBO dan Showtime, masing-masing pemegang hak cipta dari Pacquiao dan Mayweather.
Di Filipina, pertarungan juga disiarkan secara bersamaan di tiga jaringan televisi. Pertarungan itu diharapkan menjadi yang paling menguntungkan dalam sejarah tinju profesional: dengan perkiraan awal 4,4 juta pembelian, PPV sendiri memecahkan rekor pendapatan di Amerika Serikat (AS) dengan pendapatan $ 410 juta, menjadikannya sebagai terlaris dalam sejarah PPV , melampaui Mayweather – Álvarez pada 2013. Hingga September 2015, angkanya telah diubah menjadi 4,6 juta penonton.
Banyak pengamat menilai pertarungan itu tidak berkualitas. Pacquiao gagal memasukkan pukulan andalannya dan Mayweather terlalu bertahan. "Kita menunggu ini sampai lima tahun," kata Mike Tyson dalam akun Twitter-nya mengomentari pertandingan ini.
BOXREC | BUSSINESINSIDER | BLEACHREPORT