Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Olahraga

Runner Up Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis, Yuta Watanabe Puas Tutup Musim 2021

Bagi Yuta Watanabe, mengakhiri musim turnamen 2021 dengan meraih medali perak di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis atau BWF World Championships.

21 Desember 2021 | 22.37 WIB

Yuta Watanabe and Arisa Higashino became the first Japanese to win the mixed doubles title at the French Open.
Perbesar
Yuta Watanabe and Arisa Higashino became the first Japanese to win the mixed doubles title at the French Open.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Bagi Yuta Watanabe, mengakhiri musim turnamen 2021 dengan meraih medali perak di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis atau BWF World Championships merupakan hasil yang cukup memuaskan. Atlet ganda campuran asal Jepang itu sadar harus berkompetisi sambil berhadapan dengan pandemi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Menurut atlet yang berpasangan dengan Arisa Higashino ini, perjuangannya di babak final Kejuaraan Dunia di Spanyol, Ahad, 19 Desember 2021, tidak terlalu buruk. Sejak awal, ia sudah siap dengan segala hasil yang diterima.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami rasa tidak terlalu buruk di akhir musim, dan sebelumnya kami sempat mendapat beberapa medali. Jadi seharusnya saya cukup senang dengan capaian ini," kata Yuta dalam keterangan resmi BWF, Selasa, 21 Desember 2021.

Pada babak final Kejuaraan Dunia BWF, Yuta / Arisa harus mengakui keunggulan ganda campuran peringkat satu dunia Dechapol Puavaranukroh / Sapsiree Taerattanachai asal Thailand. Dalam pertandingan yang berlangsung selama 43 menit itu, Dechapol / Sapsiree menang dua gim langsung, 21-13, 21-14.

Meski begitu, Yuta sangat senang bisa sampai ke final dan bisa mengakhiri musim kompetisi dengan hasil maksimal. Ia mengaku bahwa permainannya memang kurang maksimal karena ada cedera di punggungnya. Kondisi itu mempengaruhi gaya permainan Yuta yang terkenal lincah dan punya pukulan kuat.

Ternyata kekurangan Yuta di babak final terbaca oleh lawannya. Sapsiree, misalnya, melihat Yuta / Arisa lebih lambat dibanding biasanya sehingga mereka membuka peluang untuk menyerang sejak awal pertandingan.

"Saya punya sedikit cedera di punggung, tapi ini wajar karena sebelumnya saya selalu bermain dengan sangat cepat. Jadi saat main mungkin ada sesuatu yang salah, sehingga itu mempengaruhi permainan saya," kata Yuta.

Mengalami gangguan di punggung, Yuta tak bisa meladeni permainan Dechapol / Sapsiree yang terus menekan sejak awal. "Jika saja lebih bugar, kemungkinan hasil akhirnya bisa saja berbeda Mereka bemain sangat cepat, tapi kami juga sebenarnya tidak terlalu lambat. Permainan mereka memang lebih baik," tutur Yuta soal partai final Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2021.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus