Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Olahraga

Sprinter Purnomo Meninggal, Ingin Sehat dan Jadi Menteri Olahraga

Mantan sprinter nasional, Purnomo Muhammad Yudhi yang pernah membawa Merah-Putih dalam ajang Olimpiade Los Angeles 1984, meninggal.

15 Februari 2019 | 13.13 WIB

Pelari Purnomo Muhammad Yudhi. Dok.TEMPO/Ronald Agusta
Perbesar
Pelari Purnomo Muhammad Yudhi. Dok.TEMPO/Ronald Agusta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -  Mantan sprinter nasional, Purnomo Muhammad Yudhi yang pernah membawa Merah-Putih dalam ajang Olimpiade Los Angeles 1984, meninggal, Jumat, 15 Februari 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca juga: Legenda Sprinter Indonesia Purnomo Muhammad Yudhi Meninggal

Purnomo meninggal dunia dalam usia 56 tahun di Rumah Sakit Pondok Indah, Bintaro, Tangerang Selatan, Jumat.

"Kami mendapatkan konfirmasi dari keluarga bahwa beliau meninggal dunia pada Jumat pagi. Kondisi beliau memang sudah lemah pada pekan lalu. Tapi, kami tidak menanyakan sakit intinya apa. Kami selalu menyemangatinya agar lekas sembuh," ujar Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Tuti Merdiko ketika dihubungi Antara di Jakarta, Jumat.

Tuti mengatakan rekannya yang juga mantan atlet atletik itu sudah beberapa kali menjalani kemoterapi, termasuk dikunjungi para pengurus PB PASI di Rumah Sakit Pondok Indah, Bintaro, pada Jumat, 8 Februari 2019.

"Purnomo adalah sosok yang ramah dan perhatian dia terhadap atlet dan mantan atlet luar biasa besar. Kami pernah bersama di jajaran Komite Olahraga Nasional Indonesia selain di PB PASI," kata mantan atlet atletik itu.

"Dia pernah menyampaikan pesan singkat kepada saya, 'Mbak, aku mau sehat. Kalau bisa jadi menteri olahraga. Aku mau perjuangkan nasib olahragawan Indonesia'. Itu dikirimkan sekira sebulan lalu," katanya.

Mantan atlet yang sukses menembus putaran semifinal lari 100 meter putra dalam Olimpiade Los Angeles 1984 itu, menurut Tuti, selalu bertanya tentang kondisi para atlet Indonesia, bukan hanya atlet atletik.

"Dia ingin memperjuangkan nasib para atlet tidak hanya ketika mereka masih aktif membawa nama Indonesia melainkan juga setelah pensiun sebagai atlet," kata Tuti yang juga mantan atlet senam periode 1980-an itu.

Purnomo tercatat pernah menjalani kemoterapi karena terkena kanker kelenjar getah bening sejak 2015. Kanker itu sempat sembuh, tapi kembali muncul pada 2017.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus