Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Olahraga

Tragedi Kanjuruhan: TGIPF Terima Bukti dan Kesaksikan dari Tim Gabungan Aremania

Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) mengklaim mendapatkan alat bukti dan informasi penting untuk mengungkap tragedi Kanjuruhan.

10 Oktober 2022 | 16.42 WIB

Warga mengintip melalui gerbang, menyusul kerusuhan setelah pertandingan antara Arema vs Persebaya, di stadion Kanjuruhan di Malang, provinsi Jawa Timur, 4 Oktober 2022. REUTERS/Willy Kurniawan
Perbesar
Warga mengintip melalui gerbang, menyusul kerusuhan setelah pertandingan antara Arema vs Persebaya, di stadion Kanjuruhan di Malang, provinsi Jawa Timur, 4 Oktober 2022. REUTERS/Willy Kurniawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) mengklaim mendapatkan alat bukti dan informasi penting dalam uapaya mengungkap tragedi Kanjuruhan yang terjadi di Malang, Jawa Timur, pada 1 Oktober 2022 dan mengakibatkan 131 orang meninggal.

TGIPF mendapatkan berbagai informasi penting dari suporter Aremania yang tergabung dalam Tim Gabungan Aremania pada Sabtu, 8 Oktober 2022.

"Kepada TGIPF, teman-teman Aremania ramai-ramai menyampaikan kesaksian mereka secara bergantian dari berbagai tribun, juga tuntutan kepada penyelenggara kompetisi," ujar anggota TGIPF Akmal Marhali dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Usai menghimpun berbagai kesaksian dari Tim Gabungan Aremania, Akmal Marhali didampingi salah satu anggota Aremania menemui beberapa korban dan saksi mata tragedi Kanjuruhan yang masih hidup.

"Saat bertemu dengan para saksi dan korban, berbagai alat bukti penting kami dapatkan. Ini nantinya akan memperkuat dan mempertajam analisis kami sehingga peristiwa Kanjuruhan ini dapat kami ungkap secara menyeluruh dan independen," kata Akmal.

Saat menemui beberapa korban tragedi Kanjuruhan, Akmal mendengar kesaksian dan melihat luka pada korban, seperti mata korban mulai dari menghitam kemudian memerah dan ada korban yang masih merasakan dada sesak.

Akmal menilai perawatan para korban harus juga menjadi perhatian semua pihak, termasuk efek trauma dan psikologis para korban, baik yang mengalami luka berat, sedang maupun luka ringan.

Selama beberapa hari di Jawa Timur, selain bertemu korban dan sakti mata tragedi Kanjuruhan, TGIPF juga sudah bertemu dengan semua unsur pengamanan terkait, dari kepolisian, Brimob, panitia pelaksana di lapangan, unsur dari steward, security officer, dan TNI.

Selain itu, tim juga mendatangi Stadion Kanjuruhan untuk melihat kondisi tempat terjadinya kericuhan, khususnya beberapa pintu yang paling banyak menelan korban.

Berbagai rekaman CCTV dan selongsong gas air mata yang ditemukan di lapangan juga sudah diterima oleh TGIPF untuk dijadikan sebagai barang bukti dan kemudian diolah oleh tim.

Baca Juga: Polri Sebut Kematian Tragedi Kanjuruhan Bukan karena Gas Air Mata

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus