Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 94 pembalap dari 19 negara ikut menandai bergulirnya kembali kejuaraan internasional Tour d'Indonesia (TdI) 2018 yang mengambil start di Candi Prambanan Yogjakarta, Kamis, 25 Januari 2018. Lomba akan berlangsung empat hari dan akan finis di Denpasar, Bali, Minggu, 28 Januari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para pembalap tersebar di 15 tim dengan rincian19 pembalap U-23, 29 pembalap asal Indonesia, dan sisanya merupakan pembalap asing yang terdaftar di federasi balap sepeda dunia atau UCI.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kejuaraan ini sebelumnya vakum selama tujuh tahun terakhir dan munculnya kembali ditandai pula dengan naiknya level kegiatan dari 2.2 menjadi 2.1 UCI. Dengan demikian, TdI 2018 menjadi kejuaraan yang levelnya paling tinggi di Indonesia untuk saat ini.
Etape pertama dari Candi Prambanan menuju Ngawi diprediksi bakal seru karena melalui lintasan yang relatif datar. Pembalap dengan spesialisasi sprint mempunyai peluang yang besar untuk menjadi yang terbaik termasuk pembalap dari Indonesia sendiri.
"Saya melihat peluang pembalap Indonesia sangat besar. Semoga pembalap kita bisa memecahkan rekor saya yang bisa memenangi etape dari Yogjakarta menuju Ngawi ini," kata mantan pembalap nasional yang juga pelatih timnas Indonesia di TDI, Ferinanto.
Timnas, kata Ferinanto, memiliki pembalap dengan spesialisasi sprint yang diantaranya adalah Projo Waseso. Namun, banyak pula pembalap Indonesia yang memperkuat tim kontinental. Sebut saja, Jamalidin Novardianto di PGN Cycling Team hingga Muhammad Imam Arifin dan Abdul Gani di KFC Cycling Team.
Pembalap Indonesia pada balapan sejauh 124,7 km dan finis di Alun-Alun Ngawi ini dipastikan bakal mendapatkan tekanan dari pembalap asing yang juga jago dalam sprint. Sebut saja pembalap dari tim Terengganu Cycling Team dan Team Sapura Cycling dari Malaysia. Begitu juga tim asal Jepang maupun timnas Mongolia.
Sebelum memasuki garis finis di Ngawi, semua pembalap akan melalui tiga titik sprint guna menentukan pemegang klasemen poin (Gumading Jersey) tepatnya di km 40 tepatnya di Taman Sri Wedari Solo, km 72,6 di Kantor Bupati Sragen dan km 92,2 di Universitas Gontor.
"Saya optimistis dengan pembalap saya meski di TdI kehilangan satu pembalap andalan. Kemampuan pebalap saya merata, jadi tidak ada masalah lagi untuk meraih hasil yang terbaik," kata Sport Director KFC Cycling Team, Parno.
KFC Cycling Team bisa dikatan pincang di Tour d'Indonesia ini karena Jamal Hibatulloh yang merupakan pembalap Indonesia terbaik di Tour de Singkarak 2017 harus absen menjelang bergulirnya kejuaraan ini. Memang cukup disayangkan, namun salah satu tim unggulan ini tidak begitu mempermasalahkan.