Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Mobil

3 Hal Soal Baterai Lithium di Kendaraan Listrik

Berbagai hal yang harus diketahui oleh para pemilik kendaraan listrik mengenai penggunaan baterai lithium-ion atau baterai lithium.

26 November 2021 | 17.34 WIB

Kia EV6 tampil dengan wujud crossover modern yang mengikuti tren pasar global. Mobil listrik Kia EV6 akan dilengkapi dengan hardware 800V untuk kemampuan charging dengan kecepatan sampai 220 kW. Foto : Kia
Perbesar
Kia EV6 tampil dengan wujud crossover modern yang mengikuti tren pasar global. Mobil listrik Kia EV6 akan dilengkapi dengan hardware 800V untuk kemampuan charging dengan kecepatan sampai 220 kW. Foto : Kia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Upaya produsen mobil memproduksi mobil listrik adalah upaya menuju emisi 0 karbon. Penggunaan baterai menjadi salah yang krusial pada dalam produksi kendaraan atau mobil listrik.

Baterai dipasang di kendaraan listrik setelah melewati uji verifikasi keamanan yang berat, seperti uji tabrak, uji kedap air, uji pencelupan, dan uji pembakaran, dan desain yang melindungi baterai dari guncangan.

Meski begitu, sumber daya mobil listrik menghadirkan risiko bahaya. Pabrikan pun mengembangkan fitur keselamatan yang sesuai untuk mengurangi risiko tersebut.

Baterai Lithium-ion atau baterai lithium menjadi salah satu jenis baterai yang populer digunakan oleh produsne mobil listrik.

Baterai jenis ini mudah terbakar, dapat terbakar, serta memiliki sel daya yang dapat menyebabkan korsleting jika rusak. Namun, baterai lithium-ion memiliki risiko ledakan api jauh lebih rendah daripada bensin di kendaraan konvensional.

Mengutip laman KIA hari ini, Jumat, 26 November 2021, berikut berbagai hal yang harus diketahui oleh para pemilik kendaraan listrik mengenai penggunaan baterai:

1. Kisaran suhu
Penggunaan baterai lithium sendiri dikondisikan memiliki jangkauan operasi jauh lebih sempit yang berada di sekitar 15 hingga 45 derajat. Namun, kebanyakkan kendaraan standar modern  saat ini dirancang untuk dapat beroperasi pada suhu dari minus 30 derajat celcius hingga panas di atas 50 derajat.

KIA menambahkan pemanfaatan cairan atau udara hingga manajemen serta pemantauan pendinginan sangat disarankan untuk keselamatan baterai, kendaraan, dan penumpang yang sebenarnya.

2. Thermal runaway
Thermal runaway adalah reaksi berantai tak terbendung yang menyebabkan kebakaran pada suhu 60 ke atas. Hal ini terjadi karena paket baterai yang lebih besar dengan lebih banyak sel hingga dimasukkan ke dalam paket baterai yang lebih besar dengan kapasitas yang dikemas. 

3. Elektrolit
Elektrolit dalam baterai lithium-ion atau baterai lithium dengan kondisi yang penuh dari bahan yang mudah terbakar dengan bahan kimia berbahaya dapat terbakar dalam keadaan apa pun. Namun, pabrikan mengatasinya dengan membagi baterai kendaraan listrik menjadi sel-sel kecil dengan memisahkan dinding api. Paling tidak bisa ditunda penyebarannya ke bagian tetangga.

HEDWIGE | KIA | OMAZAKI | JOBPIE

BacaIndonesia Bikin Pabrik Baterai Mobil Listrik, Mulai Produksi 2023

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus