Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menyentuh Rp 14.938 pada Rabu, 5 September 2018. Sigit Kumala, Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI) mengatakan, jika berkelanjutan akan dilakukan penyesuaian harga motor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Yang jelas kita lihat dulu pelemahan ini sejauh mana, kalau memang berkelanjutan dalam jangka panjang tentunya akan dilakukan penyesuaian harga yang bisa menyebabkan naiknya harga motor,” katanya kepada Tempo pada Rabu, 5 September 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ia berharap pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar ini hanya bersifat sementara. “Kami harap pelemahan rupiah ini hanya bersifat sementara, karena jika keadaannya terus begini dikhawatirkan bisa mempengaruhi daya beli,” katanya.
Baca: Rupiah Anjlok, Harga Suku Cadang Motor Bakal Naik
Sedangkan untuk ekspor motor, saat Tempo mengonfirmasi kepada Sigit terkait pelemahan rupiah, dirinya masih belum mengetahui apakah akan berdampak atau tidak. “Karena tergantung negara tujuan, apakah negara tersebut mengalami hal yang sama dengan Indonesia,” ujarnya.
Begitu pula dengan impor motor dalam bentuk Completely Built Up (CBU), menurut Sigit tentunya pengaruhnya kecil mengingat unit CBU tidak banyak. Tetapi menurut dia, jika pelemahan ini terus berkelanjutan akan berpengaruh terhadap harga.
Soal revisi target penjualan, menurutnya masih belum dilakukan. “Kita lihat dulu sejauh mana pelemahan ini akan berlangsung,” ujarnya.
Sebelumnya, pelemahan nilai tukar rupiah dinilai PT Astra Honda Motor dapat memberikan dampak kepada impor suku cadang. Hal ini bisa berakibat pada penyesuaian harga yang menyebabkan naiknya harga suku cadang.
Baca: Dolar Perkasa, Mitsubishi Jaga Harga Mobil Tetap Kompetitif
Deputy Head of Corporate Communication AHM, Ahmad Muhibbuddin mengatakan, AHM harus menyesuaikan harga akibat melemahnya nilai tukar rupiah ini. Karena dari sisi material atau pembuatan suku cadang ada beberapa yang impor.
“Kalau efek secara langsung memang berdampak pada kenaikan harga suku cadang, karena beberapa komponen masih impor,” kata Muhib kepada Tempo, Senin, 3 September 2018.
Naiknya harga memang memberikan dampak pada penjualan. Namun, menurut dia sektor pembangunan pada infrastruktur bisa memicu perbaikan informal dan mendongkrak pasar.
Menurut Muhib, suku cadang yang naik juga berdampak pada daya beli masyarakat. “Jika melihat secara makro, pelemahan nilai tukar domestik memang berdampak pada daya beli masyarkat,” ujarnya.