Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Mobil

Cadangan Nikel Indonesia Terbanyak di Dunia, Bisa Jadi Pemain Utama EV

Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) mengatakan Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama industri kendaraan listrik atau EV.

12 Mei 2023 | 09.00 WIB

Ekskavator memuat bijih nikel mentah ke dalam dump truck di lokasi penambangan nikel milik PT Vale di Sorowako, provinsi Sulawesi Selatan, 29 Maret 2023. PT Vale Indonesia saat ini sudah memiliki satu fasilitas pengolahan dan pemurnian nikel di Sorowako dengan kapasitas 70.000 ton nikel matte. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Perbesar
Ekskavator memuat bijih nikel mentah ke dalam dump truck di lokasi penambangan nikel milik PT Vale di Sorowako, provinsi Sulawesi Selatan, 29 Maret 2023. PT Vale Indonesia saat ini sudah memiliki satu fasilitas pengolahan dan pemurnian nikel di Sorowako dengan kapasitas 70.000 ton nikel matte. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Bidang Humas Eropa dan Rusia Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) Olfriady Letunggamu mengatakan Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam industri kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Lantas apa modal Indonesia untuk menjadi pemain utama tersebut?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Olfriady mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki cadangan nikel sebanyak 23,7 persen dan terbesar di dunia. Selain itu, Indonesia juga memiliki 239 perusahaan tambang nikel yang mengantongi izin usaha operasi produksi dengan cadangan sebanyak 4,56 miliar metrik ton nikel.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Smelter di Indonesia juga membutuhkan sebesar 337,7 juta metrik ton sampai 2026," katanya, dikutip Tempo.co dari situs berita Antara hari ini, Jumat, 12 Mei 2023.

Bahkan Osco, sapaan akrab Olfriady, mengatakan bahwa cadangan nikel di Indonesia mengalahkan Australia dengan jumlah 21,5 persen, juga mengalahkan Brasil sebesar 12,4 persen, Rusia 8,6 persen, Kuba 6,2 persen, serta Filipina 5,4 persen.

Kendati punya cadangan nikel berlimpah, namun Osco menilai nikel dengan kadar di atas 1,7 persen mungkin akan sulit ditemukan dalam 6 tahun ke depan. Namun nikel dengan kadar rendah masih akan tersedia di Indonesia bahkan hingga 80 tahun mendatang.

Osco mengakui bahwa ekosistem kendaraan listrik saat ini menjadi pasar yang sangat besar dan potensial untuk berkembang di negara sendiri. Cadangan nikel yang dimiliki Indonesia dapat dikembangkan menjadi industrialisasi kendaraan listrik dari sisi hulu ke hilir.

Kendati demikian, dalam pengembangan sumber daya nikel untuk industri kendaraan listrik, pemerintah perlu memperhatikan dari sisi keberlanjutannya. Salah satunya adalah dengan membuat baterai kendaraan listrik yang bersifat ramah lingkungan.

"Energi yang dikampanyekan adalah green yang sudah pasti clean, sedangkan clean belum tentu green. Ini harus dimengerti, sehingga ekosistem EV benar-benar menjadi zero net emission dan hasil energi hijau menjadi nilai tambah bagi populasi dunia, bukan hanya secara bisnis," tutup dia.

DICKY KURNIAWAN | ANTARA

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus