Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Selama pandemi Covid-19 dan pembatasan mobilitas, tidak jarang memunculkan kemalasan pergi ke bengkel untuk perawatan ringan seperti ganti oli mobil, termasuk oli mesin.
Penggantian oli mesin mobil, misalnya, dianggap mudah dan bisa dilakukan sendiri di rumah. Namun menurut pembalap kawakan Indonesia Rifat Sungkar, mengganti oli mobil sendiri di rumah memiliki dampak yang harus diperhatikan.
Rifat mengatakan memang cukup mudah mengganti oli mesin sendiri, tapi yang tidak bisa dilakukan sendiri adalah mengatur ulang multi information display (MID). MID yang akan menunjukkan bahwa mobil tersebut sudah ganti oli mesin.
"Sinyal MID tidak bisa diatur jika tidak dilakukan di bengkel. Bisa mengganggu faktor kenyamanan juga. Jadi saya concern, jika masih ada garansi, kenapa tidak manfaatkan ke bengkel saja," kata Rifat Sungkar dalam Virtual Media Session with Rifat Sungkar hari ini, Rabu, 29 September 2021.
Menurut Rifat, mengganti oli mesin direkomendasikan setiap 10.000 kilometer atau 6 bulan sekali. Jika terpaksa terlambat, brand ambassador Mitsubishi itu mengatakan, toleransi pergantiannya tidak bisa lama-lama.
Ketika penggunaan oli mesin mobil sudah 10.000 km, tingkat fiskositas oli sudah berkurang. Kerekatan komponen struktur dan kelicinan juga sudah tidak ada.
"Jadi toleransi paling amannya itu 10 persen. Kalau misal ganti oli mesin mobil di setiap 10.000 km, maka toleransi ketelambatannya di 11.000 km," ujar pembalap Rifat Sungkar tentang tips ganti oli mobil.
Baca: Wow, Biaya Ganti Oli Bugatti Veyron Setara Harga Kijang Innova
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini