Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Mobil

Indonesia dan 4 Negara Jalin Kontrak Pengembangan Baterai Kendaraan Listrik

Indonesia menjalin kontrak dengan Malaysia, Singapura, Filipina dan Thailand untuk mengembangkan teknologi baterai kendaraan listrik.

10 Mei 2023 | 08.00 WIB

Baterai Wuling Air EV dalam sebuah pengujian dengan direndam dalam bak air di pameran kendaraan listrik PEVS, 25 Juli 2022. (Wuling)
Perbesar
Baterai Wuling Air EV dalam sebuah pengujian dengan direndam dalam bak air di pameran kendaraan listrik PEVS, 25 Juli 2022. (Wuling)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia melalui lembaga National Center for Sustainable Transportation Technology (NCSTT) telah menjalin kontrak dengan empat negara lain, yakni Malaysia, Singapura, Filipina dan Thailand untuk mengembangkan teknologi baterai kendaraan listrik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Penandatanganan itu dilakukan dalam konferensi ASEAN Battery and Electric Vehicle Technology Conference (ABEVTC) di Nusa Dua, Bali. Dalam kerja sama tersebut, ada enam asosiasi yang terlibat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Keenam asosiasi itu adalah NanoMalaysia Berhad, Singapore Batter Consortium (SBC), Thailand Energy Storage Technology Association (TESTA), Electric Vehicle Association of the Philippines (EVAP), dan dua lembaga nasional NCSTT dan National Battery Research Institute (NBRI).

“Nota kesepakatan ini untuk melakukan riset bersama mengenai teknologi baterai EV di Indonesia, kita berharap dapat bekerja sama dengan peneliti lain di kawasan ASEAN, mendukung industri baterai yang ada di negara masing-masing,” kata Direktur NCSTT, Leonardo Gunawan, dikutip Tempo.co dari Antara.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan bahwa kerja sama itu membuka peluang kolaborasi penelitian dan pengembangan teknologi baterai kendaraan listrik. Selain itu, Indonesia juga bisa mempromosikan ekosistem baterai di ASEAN, serta membantu sistem transportasi yang berkelanjutan.

“Dengan ini kami berharap bisa membuat standar yang sama di kawasan ASEAN sehingga baterainya dapat dipertukarkan, bisa dipakai untuk kendaraan-kendaraan yang serupa, sehingga tiap industri otomotif EV tidak membuat baterai versi sendiri-sendiri, nah ini kalau bisa diseragamkan akan lebih terintegrasi,” jelas Leonardo.

Menurut dia, mestinya global mengarah pada standar baterai kendaraan listrik yang seragam. Karena industri, kata dia, butuh standarisasi sehingga konsumen akan tenang membeli produk mobil listrik dan motor listrik.

Sementara itu, Manajer Kemitraan NCSTT Bentang Aried Budiman menyatakan bahwa kerja sama berbagai negara ASEAN tersebut juga bertujuan untuk mematangkan teknologi baterai kendaraan listrik.

“Baterai EV itu teknologinya belum selesai, belum matang, karena densitas energi yang masih rendah, kita sedang berlomba-lomba bagaimana agar densitas energinya tinggi, minimal setara dengan mesin pembakaran internal dan kalau bisa pengisian dayanya juga cepat tidak berjam-jam,” ujar dia.

ANTARA

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus