Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Anies Baswedan mengaku lebih memilih mengembangkan transportasi umum ketimbang kendaraan listrik jika dia terpilih sebagai presiden. Menurut Anies, transportasi umum ini lebih terjangkau dan efisien dibandingkan dengan mobil listrik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Kalau transportasi umum sekaligus mengurangi jumlah kendaraan di jalan, karena kalau naik kendaraan umum pasti tidak naik kendaraan pribadi ya kan," kata Anies, dikutip dari Tempo.co hari ini, Rabu, 29 November 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu mengomentari soal pernyataan Anies tersebut. Menurut Yannes, pernyataan itu konteksnya difokuskan pada tantangan menangani kemacetan, efisiensi subsidi, serta dampak lingkungan.
"Statement tersebut logika dalam konteks pertumbuhan lingkungan kota Indonesia yang berorientasi pada pengembangan layanan masyarakat, yang berorientasi pada green, meniru business model negara-negara maju di Eropa," kata Yannes kepada Tempo hari ini, Kamis, 30 November 2023.
Menurut akademisi ITB itu, hal itu hanya salah satu aspek dari pengembangan transportasi di Indonesia. Yannes mengatakan bahwa pernyataan Anies tersebut hanya diprioritaskan untuk mengatasi kemacetan dan persoalan lingkungan saja.
"Jadi para stakeholder sebenarnya menunggu apa rencana kebijakan beliau selanjutnya terkait dengan ekosistem EV dari hulu ke hilir yang sedang bertumbuh di Indonesia," ujarnya.
Yannes menilai para capres, termasuk Anies, perlu menyampaikan gagasan dan strateginya dalam meningkatkan perekonomian negara melalui program mobil listrik. Sebab, menurut dia, potensi tambang nikel Indonesia merupakan yang terbesar di dunia dengan perkiraan nilai aset sekitar USD 91 triliun.
"Jadi kita perlu tahu juga bagaimana strategi beliau untuk meningkatkan ekonomi negara dikaitkan dengan program EV yang sudah berjalan saat ini, dan sudah sangat banyak melibatkan industri dan investasi multinasional yang berkekuatan hukum tetap tersebut," tutup Yannes.
Pilihan Editor: Debut di Ducati, Marc Marquez Butuh Adaptasi dengan Mekanik
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di membership.tempo.co/komunitas pilih grup GoOto