Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Berbagai mobil lawas pabrikan Amerika tak bisa lagi dipandang sebelah mata saat sudah didandani anggota komunitas mobil klasik Hotrodiningrat Yogyakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mobil-mobil keluaran tahun 1940-1970 berbagai pabrikan Amerika itu, tak sekedar dipoles luarnya atau eksteriornya. Tapi juga ditambah tenaganya dengan mesin-mesin berkapasitas besar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Aliran Hot Rod itu prinsipnya menbuat mobil jadi bertenaga dan tambah terlihat nyentrik, unik, juga antik," ujar salah satu pendiri komunitas pecinta Hotrod Yogya, Hotrodiningrat, Arif Van Jamil Rabu 31 Oktober 2018.
Baca: Pesta Hot Rod di Kampung Mataraman
Arif menuturkan modifikasi Hot Rod secara total misalnya ia terapkan untuk pikap Chevrolet Apache keluaran tahun 1957 miliknya. Mobil gembrot itu awalnya dipotong-potong chasisnya untuk membuat sistem suspensi seluruhnya dengan air suspension. Sistem ini memungkinkan permukaan bawah mobil saat berhenti bisa menyentuh tanah dan saat mobil berjalan suspensi kembali ke ketinggian normalnya.
"Bagian memotong chassis lalu memasang kembali sampai pas ini yang susah, kalau dicoba tak nyaman bongkar lagi, begitu terus sampai nyaman dikendarai," ujar Arif yang menghabiskan waktu 3 tahun dan dana Rp 300 juta lebih demi merombak Apachenya itu.
Apache yang saat masuk Indonesia menganut stir kanan itu diubah menjadi stir di bagian kiri. Bagian mesin juga diganti dengan mesin yang lebih bertenaga dari semula 4 silinder 3000 CC menjadi mesin V8 5600 cc.
Baca: The Falcon Siap Taklukkan Yokohama Hot Rod Custom Show 2018
"Lumayan, mobil ini sudah bisa dibawa keluar pulau setelah dikustom, dibawa ke Yogyakarta - Lampung kuat pulang pergi," ujar Arif yang tak pernah berniat mengikutkan Apachenya dalam lomba modifikasi itu.
Ada pula pickap yang disulap dengan gaya Hotrod milik anggota komunitas Hotrodiningrat yang mencuri perhatian yakni seri GMC 1954. Menganut aliran Hotrod Tradisional atau mempertahankan aksesoris asli, GMC ala Hotrod itu merombak bagian suspensi seluruhnya dengan air suspension. Namun seluruh aksesorisnya yang dipakai asli dari produsen lamanya. Misalnya pada bagian pelek, kaca, juga spion dan lampu-lampu.
Tak hanya pickap, mobil lawas bergaya Hot Rod andalan komunitas Hotrodingrat yakni Cheverolet Suburban keluaran tahun 1972 dan 1979.
Mobil dengan kapasitas 3000 cc ini tergolong aneh sebab sebenarnya merupakan model pikap namun oleh pabrikannya di- wagon-kan. Mobil ini menjadi legenda karena merupakan mobil yang sangat populer bagi angkutan pedesaan warga Amerika di masa silam.
Ari Prabowo, seorang pemilik wagon Chevrolet Suburban yang juga anggota Hotrodiningrat mengatakan modifikasi yang ia tanamkan untuk wagon miliknya berkonsep Hot Rod Lowrider atau ceper. Wagon yang ia temukan saat berkarat dan sudah sekarat atau tak bisa beroperasi lagi itu kini menjadi cantik berkat polesan warna hijau dengan interior pemanis di bagian dalam.
"Mobil ini masih nyaman diajak touring Yogya-Bandung walaupun yang naik banyak orang, tak ada kendala dan mesim orinya tetap kuat," ujar Ari.
Bagi Ari, Chevrolet Suburbannya itu memiliki nilai sejarah. Mobil itu milik seorang almarhum sesepuh otomotif di Bandung, yang sesaat sebelum meninggal dunia karena sakit menawarkan agar Ari yang membeli dan memiliki mobil itu.
"Ya sudah, saya membeli mobil itu dan mengkustom nya luar dalam," ujarnya.
Ketua Hotrodingrat, Yogyakarta, Vari, menuturkan meski di era tahun 1940-1970 an merek mobil-mobil Amerika banyak masuk di Indonesia, namun sebagian besar kondisinya ketika ditemukan kini sudah remuk dan tak terawat.
“Seperti mobil-mobil pick up asal Amerika, dulu dipakai sehari-hari dipakai untuk angkutan umum di Indonesia lalu teronggok dan rusak. Jadi kalau dibangun ulang biayanya besar,” ujar Vari