Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Dino Patti Djalal: Diaspora Indonesia Bukanlah Brain Drain

Ketua Dewan Pengawas Indonesia Diaspora Network Global Dino Patti Djalal mengatakan keberadaan diaspora Indonesia bukanlah brain drain.

1 Juli 2017 | 14.07 WIB

Ketua Board of Trustees Indonesia Diaspora Network Global Dino Patti Djalal menggelar konferensi pers soal Kongres Diaspora Indonesia ke-4di Bengkel Diplomasi, Mayapada Tower, Jakarta, 12 Juni 2017. TEMPO/Larissa
Perbesar
Ketua Board of Trustees Indonesia Diaspora Network Global Dino Patti Djalal menggelar konferensi pers soal Kongres Diaspora Indonesia ke-4di Bengkel Diplomasi, Mayapada Tower, Jakarta, 12 Juni 2017. TEMPO/Larissa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pengawas Indonesia Diaspora Network Global Dino Patti Djalal mengatakan keberadaan diaspora Indonesia di luar negeri harus dilihat sebagai global network untuk Indonesia. "Diaspora bukanlah brain drain, mereka adalah global network untuk Indonesia," kata Dino dalam Kongres Diaspora Indonesia, di Hall Mall Kasablanka, Jakarta Selatan, Sabtu, 1 Juli 2017.

Brain drain yang dimaksud Dino adalah ketika sumber daya manusia yang berkualitas di sebuah negara pergi mencari kehidupan yang lebih baik di negara lain. Tidak hanya berpindah ke negara lain, terkadang sumber daya manusia tersebut memilih tinggal di negara lain dan bahkan berpindah kewarganegaraan.

Baca juga: Konvensi Diaspora, Budi Karya: Pidato Obama Paling Dinanti

Dino mengatakan, saat ini ada sekitar delapan juta diaspora Indonesia yang tersebar di berbagai negara. Profil mereka umumnya adalah kelas menengah dan berpendidikan. Diaspora, kata dia, perlu bersinergi, karena keberadaan mereka adalah aset bagi Indonesia di abad 21.

"Diaspora bukanlah perantau, tapi mereka menjadi pelopor di bidang ekonomi, bidang budaya, dan lainnya," kata Dino.

Dia mencontohkan nilai remitens dari TKI yang mencapai Rp 130 triliun per tahun. Jumlah itu melebihi kontribusi sektor pariwisata maupun pajak dari sektor pertambangan.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan diaspora harus diberdayakan terus. "Artinya warga negara Indonesia yang berkiprah di luar negeri, bagaimana pun harus memberikan nilai tambah kepada proses pembangunan yang ada di Indonesia," kata Rudiantara yang hadir dalam acara.

Dia mengatakan masyarakat tidak boleh berpikiran sempit bahwa mereka harus kembali dan berada di Indonesia. Meski berada di luar negeri, kiprah diaspora dianggap banyak yang membawa nama baik Indonesia.

Kongres Diaspora Indonesia dilakukan 1-4 Juli 2017 di Hall Mall Kasablanka. Dino menyebut acara ini dihadiri 9 ribu partisipan dari 55 negara.

AMIRULLAH SUHADA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kodrat Setiawan

Kodrat Setiawan

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus