Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Difabel

Kisah Heroik Ibunda Pangeran Philip, Insan Tuli yang Berjuang di Medan Perang

Ibunda Pangeran Philip, Putri Alice terlahir sebagai ningrat dari seorang ayah yang bernama Pangeran Louis dari Battenberg.

13 April 2021 | 10.00 WIB

Ratu Elizabeth dan Pangeran Philip di istana Buckingham. REUTERS/Kieran Doherty/Files
Perbesar
Ratu Elizabeth dan Pangeran Philip di istana Buckingham. REUTERS/Kieran Doherty/Files

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pangeran Philip yang bergelar The Duke of Edinburgh meninggal pada Jumat, 9 April 2021. Suami Ratu Elizabeth II dari Kerajaan Inggris Raya ini memiliki pengalaman yang begitu dekat dengan penyandang disabilitas, khususnya difabel pendengaran.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Menurut sejarawan sekaligus penulis buku The Duke of Edinburgh, Philips Eadb, ibunda Pangeran Philip bernama Putri Alice of Battenberg. Dia penyandang disabilitas Rungu atau Tuli sejak lahir. "Putri Alice terlahir dengan disabilitas pendengaran total dan mampu menorehkan pencapaian yang luar biasa," tulis Eadb seperti dikutip dari BBC News, Sabtu 10 April 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam buku tersebut tertulis, Alice adalah seorang pemberani dan tidak membiarkan kondisi disabilitas membebaninya. Ibunda Pangeran Philip ini membaktikan diri pada aktivitas kemanusiaan milik peraih Nobel Perdamaian, Florence Nightingale pada perang Balkan tahun 1912. "Alice of Battenberg mengabdikan diri sebagai perawat para korban perang garis terdepan," tulis Philip Eadb.

Pangeran Philip dari Inggris, Duke of Edinburgh, menghadiri Epsom Derby di Epsom, selatan London, 1 Juni 2013. [REUTERS / Andrew Winning]

Putri Alice terlahir sebagai ningrat dari seorang ayah yang bernama Pangeran Louis dari Battenberg. Karena kiprah kakek Pangeran Philips yang berani di perang dunia pertama, nama keluarga ibunda Pangeran Philips, Mountbatten dijadikan salah satu nama pegunungan di Inggris Raya.

Terlahir sebagai penyandang disabilitas pendengaran, Alice mampu berkomunikasi dengan baik kepada non-difabel. "Dia mampu membaca gerak bibir dalam berbagai macam bahasa," tulis Eadb.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus