Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Nasib Mahasiswi di STMIK Tasikmalaya yang Kampusnya Ditutup, Kuliah S1 tapi Terdaftar di D3

Vina Sri Rahayu, 23 tahun, sedang berjuang soal status mahasiswinya yang berubah dari S1 ke D3.

7 Juni 2023 | 16.29 WIB

STMIK Tasikmalaya. Google Street Viee
Perbesar
STMIK Tasikmalaya. Google Street Viee

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Vina Sri Rahayu, 23 tahun, sedang berjuang soal status mahasiswanya di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer atau STMIK Tasikmalaya. Kampus swasta itu satu dari puluhan perguruan tinggi swasta (PTS) yang ditutup oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi pada Maret lalu. "Saya kuliah S1 tapi terdaftarnya sebagai mahasiswa D3,” kata dia kepada Tempo pada Rabu, 7 Juni 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Saat mendaftar kuliah pada 2020, Vina awalnya memilih program D3 jurusan Komputerisasi Akuntansi. Kemudian, menjelang dimulainya perkuliahan, dia meminta untuk pindah program studi ke S1 Teknik Informatika. Kepindahan itu, menurutnya, disetujui pihak kampus dan dia mendapat nomor pokok mahasiswa (NPM) sebagai mahasiswa S1.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengambil kelas karyawan, perkuliahannya selama lima semester berjalan lancar. Setiap semester Vina membayar uang kuliah Rp 3.750.000 yang bisa diangsur dua hingga tiga kali. “Uang semesteran itu dari saya sendiri hasil kerja mati-matian karena orang tua saya tak punya cukup biaya,” ujarnya.

Memasuki semester genap, dia membayar uang registrasi Rp 1 juta pada Februari lalu. Sementara sejak Desember 2022, muncul isu soal kampus yang statusnya dalam pembinaan. Dari informasi rekan dan alumni, Vina kemudian memeriksa status dan datanya di Pusat Data Pendidikan Tinggi. Hasilnya, NPM S1 miliknya tidak terdaftar. “Setelah ditelusuri saya terdaftar masuk D3 Akuntansi,” kata dia.

Vina kemudian meminta bantuan pihak kampus agar status mahasiswa sesuai perkuliahan yang diikuti yaitu S1 Teknik Informatika. Dia mengumpulkan sejumlah bukti seperti transkrip nilai, kartu rencana studi atau KRS, dan tanda registrasi kuliah yang menunjukan sebagai mahasiswa S1.

Vina mengaku masih mengupayakan banding ke kampus dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah 4 Jawa Barat dan Banten. Lembaga tersebut yang melakukan verifikasi dan validasi data mahasiswa STMIK Tasikmalaya.

Dia berharap pihak kampus ikut membantu proses kepindahannya ke PTS lain yang sesuai dengan jurusan pilihannya di STMIK Tasikmalaya.

Vina berharap bisa kuliah kembali. Bisa kuliah menjadi cita-citanya sejak kecil. Usai lulus sekolah menengah kejuruan jurusan farmasi industri, Vina tak bisa langsung kuliah. Musababnya, orang tuanya tak punya biaya. Vina lalu bekerja di pabrik usai lulus SMK.

Selama dua tahun dia bekerja di sebuah pabrik di Purwakarta, dia mengumpulkan uang untuk kuliah. “Saya ingin bisa kuliah kembali. Mahasiswa yang lain sudah kuliah lagi, saya belum bisa,” ujarnya.

Devy Ernis

Devy Ernis

Bergabung dengan Tempo sejak April 2014, kini staf redaksi di Desk Nasional majalah Tempo. Memimpin proyek edisi khusus perempuan berjudul "Momen Eureka! Perempuan Penemu" yang meraih penghargaan Piala Presiden 2019 dan bagian dari tim penulis artikel "Hanya Api Semata Api" yang memenangi Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2020. Alumni Sastra Indonesia Universitas Padjajaran.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus