Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu kini berada di Nusa Dua, Bali, untuk mengikuti Trilateral Ke-3 Menteri Pertahanan yang berfokus membahas pengamanan Laut Sulu, Filipina Selatan. Dalam pertemuan pada 1-2 Agustus 2016 itu, Ryamizard akan berdiskusi dengan Menteri Pertahanan Malaysia Dato' Seri Hishammuddin Tun Hussein dan Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana.
"Pertemuan ketiga ini akan melanjutkan pembahasan langkah pengamanan sebagai implementasi kesepakatan dua trilateral sebelumnya," demikian keterangan pers Kementerian Pertahanan, Selasa, 2 Agustus 2016.
Trilateral terkait dengan pengalaman perairan Sulu ini sebelumnya berlangsung di Laos pada Mei 2016 di sela pelaksanaan ASEAN Defence Ministers' Meeting dan dilanjutkan di Filipina pada Juni lalu. "Pada trilateral ketiga, akan dibahas lagi hasil pertemuan staf militer ketiga negara pada bidang inteiejen dan operasi."
Selain itu, dibahas perkembangan penyusunan Framework of Arrangement (FoA) alias kerangka kerja sama yang sempat ditandatangani di Jakarta pada 14 Juli 2016 dalam forum Joint Working Group (JWG) Ke-3. Para menter pertahanan juga akan saling tukar pandangan soal isu keamanan maritim terkini.
Disebutkan bahwa Ryamizard, dalam diskusi itu, menegaskan pentingnya realisasi kerja sama trilateral tersebut. Keamanan laut akan didukung bentuk kerja sama praktis di lapangan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, sempat menyebutkan penyusunan prosedur teknis (SOP) pengamanan laut ketiga negara hampir final. Penyusunan prosedur itu adalah tindak lanjut deklarasi bersama yang dicetuskan para menteri luar negeri dan panglima ketiga negara di Yogyakarta, 5 Mei lalu.
Arrmanatha menuturkan ada empat elemen penting yang menjadi target kesepakatan, yaitu adanya patroli bersama, pembuatan sistem bantuan darurat pada kapal yang mengalami masalah saat pelayaran, kemudahan informasi intelijen, dan pengaktifan komunikasi hotline antar-angkatan bersenjata masing-masing.
Keamanan Laut Sulu menjadi keprihatinan bersama negara-negara di Asia Tenggara menyusul makin maraknya aksi penculikan oleh kelompok teroris Abu Sayyaf dari Filipina.
YOHANES PASKALIS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini