Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ada beberapa pelajaran yang memiliki tantangan tersendiri bagi tunanetra. Di antaranya pelajaran eksakta, seperti fisika, kimia, matematika, dan bahasa asing. Untuk pelajaran bahasa asing, tunanetra kerap mengalami kesulitan ketika mengidentifikasi aksara dan ejaan yang berbeda dari bahasa sehari-hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Seorang pengajar Bahasa Inggris dari Indonesia Australia Language Foundation atau IALF, Mark Hind mengatakan, kelas inklusi bahasa Inggris dapat berlangsung dengan baik bila akses bagi siswa berkebutuhan khusus tersedia dengan baik. "Kondisi belajar mengajar saat ini sangat berbeda dari beberapa tahun lalu," kata Mark Hinde kepada Tempo beberapa waktu lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sekarang siswa yang mengalami keterbatasan penglihatan dapat belajar dengan lebih independen karena tersedia materi dalam bentuk digital. Sementara sepuluh tahun lalu, menurut dia, masih banyak siswa yang menggunakan media belajar Braille. "Dan mereka ditemani oleh pendamping yang bertugas membacakan materi," kata Mark Hinde.
Dia menjelaskan, salah satu upaya agar kelas bahasa Inggris inklusi dapat berlangsung dengan lancar adalah materi yang dipersiapkan oleh guru untuk siswa tunanetra. "Setiap hari kami mengirimkan materi pelajaran lewat surat elektronik agar dapat dipelajari lebih dulu oleh siswa berkebutuhan khusus," kata Mark.
Tantangan terbesar yang harus dihadapi siswa berkebutuhan khusus di kelas inklusi bahasa Inggris adalah waktu dan suasana, khususnya suara dalam kelas. Menurut Mark Hinde, siswa tunanetra sebaiknya tidak duduk di belakang karena akan mengganggu konsentrasi mereka dalam mendengar. "Di dalam kelas, sisa tunanetra harus menangkap tiga suara sekaligus, yaitu suara guru, suara pembaca layar, dan suara dari teman-teman di kelas," kata Mark.
Akses lain yang tidak boleh ketinggalan, menurut Mark Hinde, adalah guru pendamping yang sangat dibutuhkan saat ujian. Saat ujian, siswa tunanetra dipisah dengan murid lain karena cara mengakses soal ujian yang berbeda. Peran guru pendamping sangat dibutuhkan bila terdapat materi ujian yang tidak dapat diakses oleh murid tunanetra.
Keberadaan guru pendamping juga diperlukan ketika terjadi pemisahan kelas dalam penyampaian materi tertentu. Misalkan siswa tunanetra tidak menerima materi palejaran yang menggunakan alat yang diakses secara visual, seperti diagram, grafik, atau proses yang menggunakan gambar.
Pengajar bahasa Inggris dalam kelas inklusi dapat berasal dari guru dengan latar belakang pendidikan umum. Hanya saja, para guru ini tetap harus mengikuti program pelatihan khusus dalam menangani siswa difabel. "Kami memiliki pelatihan berkala sekaligus pemantauan kegiatan belajar mengajar untuk kelas inklusi," ujar Komang Wartini yang juga mengajar bahasa Inggris di IALF.
Sudah lebih dari lima tahun IALF mengadakan kelas inklusi bahasa bagi siswa berkebutuhan khusus. Jenis ragam disabilitas yang pernah ditangani sampai saat ini adalah disabilitas netra dan disabilitas daksa.