TEMPO.CO, Sampang - Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sampang menyatakan belum menemukan kejanggalan dalam pemungutan suara di 17 tempat pemungutan suara (TPS) di Desa Ketapang Barat, Kecamatan Ketapang, termasuk kemiripan karakter tanda tangan saksi pada salah satu formulir C1 di TPS 16.
Kemiripan tanda tangan saksi ini memunculkan dugaan bahwa tanda tangan itu sengaja dipalsukan. Sebab, di 17 TPS tersebut, meskipun pemilih yang hadir mencapai 100 persen, pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla memperoleh nol suara. Ahli grafologi di Jakarta pun menemukan kemiripan bentuk tanda tangan panitia pemungutan suara di TPS 16 pada lembar formulir C1 tersebut.
"Terima kasih kepada ahli grafologi yang sudah meneliti (bentuk tanda tangan), tapi kami tetap berpegang pada aturan untuk menentukan apakah ada pelanggaran atau tidak," kata Komisioner Divisi Data dan Informasi KPU Sampang Addy Imansyah, Selasa, 15 Juli 2014.
Menurut Addy, penelitian grafologi tersebut bisa dijadikan bahan untuk menginvestigasi kasus di Ketapang. Namun, yang lebih penting, kata dia, adalah investigasi langsung ke lokasi pemilihan untuk mengetahui hadir-tidaknya pemilih di TPS. "Penelusuran PPK Ketapang, semua lancar, pemilih hadir ke TPS," ujarnya. (Baca: Kasus Sampang, Tim Jokowi Diminta Cek Langsung)
Addy enggan berpolemik soal apakah dukungan suara 100 persen kepada Prabowo Subianto-Hatta Rajasa ganjil atau tidak dalam sebuah pemilu. Dia juga mengatakan formulir tanpa tanda tangan saksi tersebut tidak jadi masalah. "Itu ranah Panwaslu. Bagi kami, selama tidak ada prosedur dilanggar, hasil dalam C1 tetap sah sekalipun tanpa tanda tangan saksi."
Anggota KPU Jawa Timur Eko Sasmito yang berkunjung ke Sampang mengatakan belum bisa menarik kesimpulan apakah di 17 TPS di Ketapang Barat terjadi pelanggaran atau tidak. "Proses audit dan investigasi oleh KPU dan Panwaslu Sampang masih berjalan, belum ada kesimpulan," katanya. (Baca: KPU Akui Pemilu di Sampang Bermasalah)
Anggota Panwaslu Sampang, Ahmat Rifto, mengatakan hasil investigasi timnya terhadap pemilih di TPS yang dipermasalahkan menunjukkan para pemilih yang ditanya mengaku hadir di TPS. "Jadi kami bisa rekomendasikan apa pun ke KPU, investigasi belum rampung," tuturnya.
MUSTHOFA BISRI
Terpopuler