TEMPO.CO, Jakarta - Bekas Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengatakan sudah tahu siapa yang bakal menjadi calon presiden terpilih, apakah Prabowo Subianto atau Joko Widodo. "Saya saja yang di dalam (rutan) tahu, masak sampean tidak tahu?" ujar Anas di gedung KPK, Jumat, 18 Juli 2014. (Baca: Jelang Rekapitulasi KPU, Polri Siaga Satu)
Menurut dia, potensi kecurangan dalam pelaksanaan pemilu semakin sempit ketika surat suara sudah masuk ke Komisi Pemilihan Umum. Anas menjelaskan rekapitulasi suara manual dilakukan secara berjenjang, dari Tempat Pemungutan Suara (TPS) ke Panitia Pemungutan Suara (PPS), lalu ke Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) ke KPU Kabupaten/Kota, kemudian ke KPU Provinsi.
"Nah, yang direkap di KPU itu hasil rekap di tingkat provinsi. Jadi, kalau sudah direkap KPU pusat, tidak bisa lagi main curang," kata Anas, yang juga bekas anggota KPU tahun 2002-2007. (Baca: Banyak Pemilih Daerah, TPS Benhil Lakukan Pemilihan Ulang)
Meskipun demikian, Anas tak memungkiri kemungkinan kecurangan, apalagi di tingkat daerah. "Kalau di TPS yang tidak terkontrol, saksi lemah, dan tidak ada saksi, dimungkinkan (kecurangan). Bisa iya bisa tidak," katanya.
Menurut Anas, yang terpenting adalah loyalitas para saksi yang berasal dari dua kubu di tiap TPS. "Kalau saksi loyal dan militan, tidak mungkin ada kecurangan," ungkapnya.
FATIMAH KARTINI BOHANG
Topik terhangat:
MH17 | Pemilu 2014 | Ramadan 2014 | Tragedi JIS | Hasil Pilpres 2014
Berita terpopuler lainnya:
Jelang Lebaran, Mal Gelar Midnite Sale Lagi
Mangindaan Bantah Demokrat Ikut Koalisi Permanen
Gary Neville Raih Gelar Doktor