Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Cara Mudah Belajar Fisika, Gunakan Pancuran Cokelat

Chocolate fountain memudahkan pengajaran fisika dan matematika kepada anak-anak dan orang dewasa.

25 November 2015 | 17.07 WIB

Ilustrasi coklat. Fanpop.com
Perbesar
Ilustrasi coklat. Fanpop.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, London - Seorang ahli matematika baru saja menemukan cara mudah mengajarkan fisika kepada anak-anak. Ia memanfaatkan chocolate fountain atau pancuran lelehan cokelat untuk menjelaskan tentang dinamika benda cair.

Adam Townsend, mahasiswa Departemen Matematika dari University College London, baru saja mempublikasikan studinya di European Journal of Physics edisi 25 November 2015, yang memecahkan misteri 'tirai' pancuran cokelat itu. "Pancuran cokelat ini keren, sekaligus menjadi model aspek penting dalam dinamika benda cair," kata dia seperti dilansir dari Phys.

Pancuran itu menjelaskan bagaimana suatu benda cair, dalam hal ini cokelat, melalui tiga kondisi yang berbeda. Pertama, cokelat dialirkan melalui pipa, lalu mengalir di kubah pancuran, dan terakhir jatuh ke tingkat pancuran berikut membentuk tirai. Dalam ketiga tahapan ini, cokelat mengalir dengan cara berbeda.

Saat dialirkan lewat pipa, cokelat mengalami aliran yang dipengaruhi tekanan karena ia bergerak melawan gravitasi. Lalu, saat mengaliri kubah, cairan cokelat menipis, seperti teori lubrikasi. Teori ini menjelaskan apa yang terjadi saat benda cair mengalir di atas benda padat.

Fenomena paling menarik terjadi saat cokelat mengalir jatuh dari kubah. Ketimbang jatuh secara lurus, aliran cokelat malah tertarik ke arah dalam, menuju pusat pancuran.

"Ini adalah suatu fenomena kompleks karena adanya tekanan dari permukaan cairan. Perlu ada penelitian lebih dalam untuk memahami cairan yang jatuh ini," kata Helen Wilson, pembimbing Townsend. Percobaan ini akan mereka manfaatkan untuk memberi penjelasan kepada publik.

Townsend mengatakan pancuran cokelat ini seperti menerapkan matematika dan fisika rumit pada hal yang menyenangkan. Ia ingin menunjukkan pada orang-orang kalau matematika bukan sekadar teori Pythagoras.



EUREKALERT | POPULAR SCIENCE | PHYS | URSULA FLORENE

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ursul florene

ursul florene

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus