Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Dosen IPB Ungkap Fakta Unik Kecoak: Adaptif dan Tahan Radiasi

Kecoak merupakan makhluk hidup primitif yang mengalami sedikit perubahan evolusioner sejak zaman purba.

14 Mei 2025 | 08.17 WIB

Ilustrasi kecoa. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi kecoa. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ahli parasitologi sekaligus dosen Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University, Supriyono, mengungkap sejumlah fakta menarik tentang kecoak yang jarang diketahui publik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Salah satu hal unik yang disebutkan adalah kemampuan bertahan terhadap paparan radiasi lebih tinggi dibandingkan manusia dan hewan lainnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kecoak memiliki kulit yang tebal dan sistem metabolisme yang unik, sehingga dapat mentoleransi radiasi dalam kadar yang lebih tinggi. Namun, bukan berarti mereka kebal sepenuhnya. Dalam radiasi yang sangat tinggi, kecoak juga bisa mati," kata Supriyono melalui keterangan tertulis, Selasa, 13 Mei 2025.

Primitif yang Adaptif

Ia juga menyebutkan bahwa kecoak merupakan makhluk hidup primitif yang mengalami sedikit perubahan evolusioner sejak zaman purba. “Kecoak zaman sekarang sangat mirip dengan fosil yang ditemukan di masa lalu. Ini menunjukkan kemampuan adaptasi yang tinggi,” ujarnya.

Secara alami, kata Supriyono, kecoak memiliki dua pasang sayap. Sayap pertama lebih kaku dan tebal, sehingga kecoak lebih suka berjalan atau menikmati cepat daripada terbang. Namun, mereka bisa terbang saat merasa terancam.


Sulit Balik Badan Saat Tengkurap?

Menanggapi mitos bahwa kecoak tidak bisa balik jika dalam tengkurap, Supriyono membenarkan argumen tersebut. “Struktur kaki yang panjang dan miring membuat mereka kesulitan berbalik badan, apalagi di permukaan licin. Akibatnya, mereka bisa mengalami dehidrasi dan mati,” jelasnya.

Terkait anggapan bahwa kecoak cenderung mendekati manusia saat dikejutkan, Supriyono menyebut hal itu sebagai bentuk respons terhadap ancaman. “Mereka berlari mencari tempat perlindungan dan bisa saja secara tidak sengaja menuju ke arah manusia,” ujarnya.

Untuk mencegah keberadaan kecoak di rumah, ia menyarankan untuk menjaga kebersihan, terutama di area seperti pantry, kamar mandi, dan tempat sampah. “Bersihkan sisa makanan, tutup rapat makanan, buang sampah secara rutin, perbaiki kebocoran, dan gunakan insektisida atau perangkap dengan tepat,” ucapnya.

Irsyan Hasyim

Menulis isu olahraga, lingkungan, perkotaan, dan hukum. Kini pengurus di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, organisasi jurnalis Indonesia yang fokus memperjuangkan kebebasan pers.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus