Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Bandung - Kontes Robot Indonesia kembali bergulir. Di masa pandemi ini duel antar-robot akan berlangsung dari jarak jauh. Peserta menampilkan aksi robotnya di perguruan tinggi masing-masing yang ditayangkan secara daring melalui video conference.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Institut Teknologi Bandung (ITB) menjadi penyelenggara kontes untuk tahapan seleksi wilayah I atau barat mulai 6-8 Oktober, lalu wilayah II (timur) mulai 9 hingga 11 Oktober 2020. Peserta yang lolos selanjutnya akan bertarung di ajang nasional pada 16 - 22 November 2020
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pusat Prestasi Nasional di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada kontes tahun ini menggelar lima divisi atau kategori, yaitu robot pemadam api, robot beroda dan berkaki untuk bertanding sepakbola, robot penari, serta robot tematik.
Total ada 169 tim robot dari 89 perguruan tinggi yang akan bertanding. Juri kontes berjumlah 10 orang dari Universitas Indonesia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Politeknik Negeri Bandung, Universitas Gadjah Mada, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, dan Institut Teknologi Bandung.
Karena berlangsung di kampus masing-masing, peserta menyiapkan sendiri arena kontes robotnya, lengkap dipasangi beberapa kamera dengan berbagai sudut sebagai alat bantu penglihatan dan penilaian juri. Lomba yang dimulai Rabu, 7 Oktober 2020 disiarkan langsung di kanal YouTube KRI ITB.
Menurut Ketua Dewan Juri Benyamin Kusumoputro, kesulitan mereka pada lomba daring ini terkait kejujuran peserta. Menurutnya, setiap robot buatan peserta harus dapat bergerak atau bekerja secara otonom, namun ada kemungkinan peserta menggunakan alat lain. “Misalnya pakai remote control,” katanya dalam jumpa pers daring, Kamis, 7 Oktober 2020.
Solusinya, kata Benyamin, panitia mengubah beberapa aturan yang mencegah pemakaian remote control dalam lomba. Aturan lain yang juga berubah, misalnya, pada robot sepakbola untuk menyiasati kendala penilaian secara daring. “Dalam sepakbola diukur jumlah gol dalam kurun waktu tertentu,” ujarnya.
Menurut panitia, kompetisi robot daring ini menjadi konsep kegiatan pertama, baik di Indonesia maupun di dunia, yang diselenggarakan secara langsung.
ANWAR SISWADI